3 Tantangan Utama Usaha Franchise yang Pengusaha F&B Wajib Tahu!
Usaha franchise (waralaba) menjadi salah satu yang banyak dilirik. Bukan hanya karena keuntungan yang cukup besar melainkan juga lebih mudah bagi franchisee (pengguna merek) karena tidak perlu membangun brand sedari awal.
Namun, apakah mudah bagi pemilik franchise (franchisor) untuk menjalankan usaha dengan model bisnis waralaba ini? Simak dulu tantangan apa yang dihadapi kamu sebagai pemilik franchise.
3 Tantangan Usaha Franchise yang Franchisor Remehkan
1. Model Bisnis dan Value dari Brand
Sumber: freepik / tirachardz
Sebelum memulai usaha franchise, sebagai pemilik kamu perlu memastikan model bisnis yang diterapkan pada usaha kulinermu, apakah memungkinkan bila dikembangkan menjadi bisnis waralaba? Karena kesalahan model bisnis dapat menyebabkan penurunan efisiensi dan profit usaha milikmu.
Menurut NerdWallet, perusahaan finansial di Amerika yang didirikan oleh Tim Chen dan Jacob Gibson pada 2009, setidaknya ada 4 hal penting yang tercakup dalam model bisnis, yaitu produk yang dijual, cara pemasaran, biaya produksi & pemasaran, serta cara memperoleh keuntungan.
Adapun value atau nilai yang brand-mu bawa akan menentukan tingkat kepercayaan konsumen dan keinginan mereka untuk membeli produk yang kamu jual. Hal ini penting sebab 58% konsumen membeli dan merekomendasikan brand berdasarkan nilai brand tersebut (Edelman, 2022).
Nilai yang kamu ceritakan kepada konsumen akan menjadi daya tarik sekaligus penguat konsumen untuk tetap bertahan memercayakan pilihan kepada brand-mu.
2. SOP yang Tepat dan Dapat Dijalankan oleh Franchisee
Sumber: freepik / rawpixel
SOP (Standard Operating Procedure) menjadi poin penting yang banyak pengusaha franchise terkadang belum persiapkan. Padahal SOP yang jelas dan rinci akan menjadi pegangan untuk mempermudah dalam menjalankan usaha franchise ini.
Dengan adanya SOP yang tertulis dan diimplementasikan ke semua outlet franchise-mu, dapat meningkatkan efisiensi operasional karena meminimalisasi komunikasi verbal, menaikkan produktivitas pekerja, mengurangi kemungkinan terjadinya kekacauan, dan menghemat biaya pelatihan antara 2,1-2,4% (Your Retail Coach, 2022).
3. Manajemen Rantai Pasok (Supply Chain)
Sumber: freepik
Salah satu hal penting yang terkadang diremehkan bagi pengusaha kuliner yang ingin mengembangkan usahanya dengan model bisnis franchise ialah pengelolaan supply chain yang tepat. Sehingga pengadaan bahan baku terkadang tidak terpusat dan menyebabkan kualitas produk sulit terjaga.
Ketidakkonsistenan produk yang kamu jual akan berdampak pada kehilangan kepercayaan konsumen. Dengan demikian, franchise akan sulit berkembang dan penjualan menurun. Brand yang sudah kamu bangun pun dapat berakhir gulung tikar.
Untuk mengatasi hal ini kamu perlu suatu sistem yang bisa memastikan konsistensi pengadaan bahan baku dengan kualitas terbaik untuk semua franchise. Salah satunya dengan program Close Loop System yang tersedia di ESB Goods.
Close Loop System merupakan sistem supply chain eksklusif yang berfungsi untuk menjaga kualitas pengadaan bahan baku bagi semua franchise-mu. Dengan memasok dari supplier yang sama, maka pemenuhan bahan baku serupa akan menjaga kualitas produk yang franchise-mu jual.
Di samping itu, kamu bisa memastikan bila terdapat kecurangan pasokan bahan baku dengan deteksi fraud yang dilakukan melalui Close Loop System. Kontrol franchise-mu jadi bisa lebih mudah.
Ketiga tantangan utama di atas menjadi sangat krusial bila tidak ditangani dengan serius. Misalnya, value yang semestinya menjadi jati diri brand franchise-mu. SOP yang akan memudahkan pengelolaan operasional untuk banyak cabang. Serta, manajemen supply chain yang menjaga kualitas produk yang dihasilkan.
Semoga ulasan 3 tantangan utama usaha franchise di atas dapat membantu kamu sebagai pebisnis kuliner untuk tetap belajar dan semangat mengembangkan usaha franchise milikmu hingga ke seluruh Indonesia.