Cegah Restoran Senyap dengan Perhitungan Bahan Baku yang Tepat!
Tahukah kamu? Sebanyak 60% bisnis restoran bisa gagal di tahun pertama dan dari 40% yang bertahan, 35% tutup di tahun kedua. Sebenarnya sudah banyak artikel yang mengulas alasan mengenai mengapa kegagalan dalam bisnis ini bisa terjadi, umumnya terkait pemasaran dan target pasar. Namun, bagaimana jika target pasar dan pemasaran sudah tepat, tapi bisnis restoran masih mengalami kegagalan?
Semua akan dikupas tuntas melalui artikel ini yang akan memaparkan permasalahan riil terkait beban terbesar dari sebuah restoran, yaitu beban bahan baku.
Beban Bahan Baku: Tantangan yang Diabaikan
Jika diambil contoh melalui studi kasus dalam sebuah bisnis kuliner, Yogo (nama samaran) selaku pemilik bisnis membeli pesanan daging sejumlah 117 Kg ke supplier A pada hari Senin. Kemudian, ia membeli pesanan lagi pada hari Rabu sejumlah 52 Kg, dan pada hari Jumat sebanyak 200 Kg untuk kebutuhan akhir pekan yang biasanya lebih ramai.
Melakukan pesanan ke supplier sudah menjadi rutinitas Yogo. Sebagai Pemilik sekaligus purchasing restoran dengan tiga cabang di Jakarta Selatan, Yogo juga memproses informasi penerimaan barang di gudang, transfer barang ke outlet, penerimaan barang di outlet, serta memproses konfirmasi tagihan supplier dari finance, untuk memastikan nilai yang dibayarkan sesuai dengan barang yang diterima.
Sekilas penjelasan alur pekerjaan di atas terlihat cukup mudah, bukan? Ya, meskipun banyak langkah yang harus dilakukan dengan teliti.
Tapi kenyataannya, Yogo harus mengulang seluruh proses tersebut untuk sekitar 40 supplier guna membeli lebih dari 200 jenis bahan baku. Dengan perhitungan sederhana, Yogo harus memproses sekitar 480 dokumen dalam seminggu jika memeriksa seluruh alur pembelian, atau minimal 120 dokumen jika tidak memeriksa kebenaran tagihan supplier.
Ditambah dengan telepon, email, dan WhatsApp yang harus dilakukan dengan ke-40 supplier tersebut, apakah Yogo punya waktu untuk memastikan ketepatan tagihan supplier? Apakah menambah tenaga kerja untuk membantu Yogo adalah satu-satunya solusi? Jawabannya, belum tentu efektif.
Permasalahan yang Mendasar
Kenyataannya, lebih dari 50% transaksi pembelian menunjukkan perbedaan antara kuantitas pesanan, kuantitas bahan yang diterima secara fisik, dan kuantitas yang ditagihkan supplier. Bagaimana pengusaha bisa yakin bahwa semua pembayaran yang dilakukan sesuai dengan penerimaan barang? Kebanyakan pengusaha memilih menutup mata, selama kas masuk lebih besar dibandingkan kas keluar setiap bulan. Padahal, beban bahan baku bisa mencapai 40% dari total beban restoran.
Solusi Memperhitungkan Bahan Baku yang Baik?
Sumber: Dokumentasi ESB
Melihat permasalahan mendasar seperti di atas, ESB ikut mendukung langsung ke sektor bisnis kuliner, terutama pada aspek kesehatan keuangan berbisnis kuliner.
Dari pengalaman ini, di dapatilah lebih dari 90% klien terbiasa bergantung pada perhitungan fisik akhir bulan untuk menemukan kejanggalan pada beban bahan baku. Sebanyak 9% bahkan tidak melakukan cek fisik bahan baku sama sekali, dan hanya 1% yang betul-betul mengendalikan proses pembelian bahan baku dengan ketat menggunakan sistem ERP (Enterprise Resource Planning).
Hal tersebut sangat mungkin terjadi, karena hingga tahun 2018 sistem ERP yang tersedia di Indonesia hanya dapat dinikmati oleh pengusaha beromzet puluhan miliar per tahun, mengingat biayanya yang sangat mahal.
Namun kini, sudah banyak loh sistem ERP yang lebih terjangkau bahkan bisa disewa dengan pembayaran bulanan. Untuk mencegah bisnis restoran terbunuh secara perlahan, penggunaan teknologi ERP sangat dianjurkan.
ESB sebagai solusi penyedia teknologi bisnis F&B ikut menghadirkan sistem ERP, yaitu ESB Core untuk mengelola operasional dengan banyak cabang melalui satu device saja.
Nah, program ERP ini juga bakal bantu kamu atur stok barang. Dengan sistem yang terpusat kayak gini, bisnis kuliner kamu bisa ngikutin permintaan pelanggan dengan lebih presisi dan gampang deh!
Kesimpulan
Semua jenis bisnis membutuhkan ketelitian dalam pengelolaannya. Penggunaan teknologi ERP menjadi salah satu langkah yang tepat untuk membantu mencegah kerugian sekaligus memberikan kendali penuh kepada pengusaha dalam menjalankan bisnisnya.
ESB sebagai solusi teknologi yang canggih, mampu menjadi partner yang tepat untuk pengusaha restoran yang membutuhkan software dengan harga terjangkau, dan sudah digunakan oleh beragam merchant ternama di Indonesia. Ibaratkan seperti kata pepatah, lebih baik mencegah daripada mengobati.