Memahami Fixed Cost dan Peran Pentingnya dalam Bisnis
SoviaDalam dunia bisnis, memahami konsep fixed cost dan variable cost adalah hal mendasar yang perlu dikuasai oleh business owner.
Fixed cost sendiri merupakan salah satu elemen penting dalam mengelola keuangan bisnis. Dalam Bahasa Indonesia, fixed cost dikenal juga dengan istilah biaya tetap.
Artikel ini akan membahas apa itu fixed cost, perbedaannya dengan variable cost, serta contohnya yang bisa membantu kamu memahami konsep ini dengan lebih baik.
Apa itu Fixed Cost?
Fixed cost adalah biaya dengan nilai tetap yang tidak berubah meskipun terjadi peningkatan ataupun penurunan volume produksi atau penjualan.
Biaya ini bersifat konstan atau tidak akan berubah dalam jangka waktu yang lama.
Dalam bisnis, fixed cost juga dikenal sebagai biaya overhead atau biaya tidak langsung.
Biaya ini dikeluarkan oleh perusahaan untuk menjalankan bisnis, meski tidak berkaitan langsung dengan proses produksi.
Biasanya biaya ini mencakup pengeluaran yang bersifat konstan seperti sewa gedung, gaji karyawan, dan biaya asuransi.
Sebagai contoh, jika kamu punya bisnis kafe, biaya sewa tempat dan gaji barista tetap harus dibayar setiap bulan, terlepas dari jumlah pengunjung yang datang.
Itulah mengapa fixed cost menjadi elemen penting dalam perhitungan keuangan bisnis.
Memahami fixed cost juga dapat membantu kamu dalam menganggarkan, memperkirakan, dan mengurangi pengeluaran yang tidak perlu.
Perbedaan Fixed Cost dan Variable Cost
Sumber: freepik.com
Sebuah perusahaan umumnya memiliki dua jenis biaya operasional, yaitu fixed cost dan variable cost.
Gabungan dari kedua biaya ini akan menghasilkan biaya total. Perbedaan fixed cost dan variable cost terletak pada sifat perubahan biayanya.
Fixed cost adalah biaya atau pengeluaran yang bersifat tetap dan dibayarkan perusahaan dalam kondisi apapun. Di mana jumlah biayanya cenderung sama dan tidak terpengaruh penjualan.
Sementara variable cost adalah biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan yang besarannya berubah sesuai dengan volume produksi atau aktivitas bisnis.
Jumlah biaya yang dikeluarkan dapat berubah-ubah sesuai dengan kondisi yang dialami oleh perusahaan.
Perbedaan antara fixed cost dan variable cost
1. Waktu
Fixed cost biasanya dikeluarkan dalam rentang waktu yang lebih panjang, seperti bulanan atau tahunan. Sebaliknya, variable cost memiliki frekuensi pengeluaran yang lebih sering, seperti harian atau mingguan.
2. Nominal Pembayaran
Perbedaan fixed cost dan variable cost dapat dilihat dari nominal pembayarannya.
Biasanya, nominal fixed cost cenderung lebih besar dan tetap, meskipun perusahaan dalam kondisi tidak menghasilkan keuntungan.
Sementara itu, nominal variable cost lebih kecil dan dapat disesuaikan dengan kondisi keuangan perusahaan.
3. Keterkaitan dengan Produksi
Pada dasarnya, fixed cost adalah biaya yang tidak berkaitan langsung dengan proses produksi.
Apabila terjadi pengurangan produksi, nominal fixed cost tidak akan berubah. Sebaliknya, variable cost sangat dipengaruhi oleh volume produksi.
4. Pelaporan Akuntansi
Intensitas pelaporan fixed cost biasanya dibuat lebih jarang, seperti bulanan atau tahunan. Di sisi lain, laporan variable cost bisa dikeluarkan harian, mingguan, atau bulanan sesuai dengan alur keluar masuk produk.
5. Penentuan Harga
Perbedaan fixed cost dan variable cost yang terakhir yaitu dari segi penentuan harga. Meskipun jumlahnya besar, fixed cost biasanya sangat jarang digunakan sebagai dasar penentuan harga produk.
Sementara itu, variable cost digunakan sebagai salah satu dasar dalam menentukan harga jual produk.
Baca juga: Cegah Kecurangan Laporan Keuangan dengan Teknologi Ini
Contoh Fixed Cost dan Variable Cost
Agar kamu lebih memahami perbedaan antara fixed cost dan variable cost, simaklah beberapa contoh berikut.
1. Fixed Cost
- Biaya Sewa Gedung: Contoh fixed cost adalah pengeluaran untuk membayar sewa properti, seperti gedung, tanah, dan semacamnya. Biaya sewa ini tetap harus dibayarkan meskipun pendapatan perusahaan sedang turun. Selain itu, biaya beli properti juga termasuk dalam fixed cost.
- Biaya asuransi: Setelah mengikuti program asuransi, perusahaan terikat membayar premi yang biasanya tetap tiap bulan. Biaya ini harus dibayarkan bagaimanapun kondisi keuangan perusahaan.
- Pajak Bumi dan Bangunan (PBB): Contoh fixed cost selanjutnya, yaitu pajak bumi dan bangunan. Asal luas propertinya tidak bertambah, nominal PBB yang perlu dibayar perusahaan tiap tahun tidak akan meningkat.
2. Variable Cost
- Biaya bahan baku: Salah satu contoh dari variable cost adalah biaya bahan baku produksi. Pengeluaran ini bervariasi sesuai jumlah produksi yang direncanakan oleh perusahaan.
- Biaya distribusi produk: Contoh lain dari variable cost, yaitu biaya distribusi produk. Biaya ini dikeluarkan untuk mengantarkan produk-produk ke distributor maupun pelanggan, meliputi biaya bensin, driver, dan sebagainya. Biaya seperti ini disebut sebagai variable cost karena jumlahnya bergantung pada kuantitas produk yang didistribusikan.
- Komisi penjualan: Beberapa perusahaan memberlakukan komisi atau bonus penjualan agar dapat mencapai atau melebihi target. Tergantung jumlahnya berapa banyak divisi sales yang berhasil menjual produk, maka komisi termasuk dalam variable cost.
Cara Menghitung Fixed Cost
Setelah mengetahui tentang fixed cost, hal yang tidak kalah penting untuk dipahami adalah cara menghitungnya.
Terdapat dua cara sederhana untuk menghitung fixed cost. Pertama, yaitu dengan menggunakan rumus:
Untuk menggunakan rumus tersebut, pastikan kamu memperhatikan sejak awal mana yang termasuk fixed cost dan variable cost.
Cara kedua untuk menghitung fixed cost adalah dengan menjumlahkan semua biaya yang terdapat dalam perusahaan.
Kamu bisa mengikuti langkah-langkah berikut:
1. List Semua Biaya
Buatlah daftar biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan setiap bulannya. Kamu bisa melakukannya dengan cara melihat Riwayat transaksi, kuitansi, catatan anggaran, dan semacamnya.
2. Pisahkan Fixed Cost dan Variable Cost
Setelah mendapatkan semua catatan bisnis yang diperlukan, buatlah rinciannya. Kamu dapat membuat rincian untuk memisahkan antara data fixed cost dan variable cost.
3. Menjumlahkan Fixed Cost
Setelah daftar fixed cost dan variable cost telah diurai dan dipisahkan, maka langkah terakhir adalah menjumlahkannya.
Jumlahkan semua fixed cost yang didapat dari biaya bulanan perusahaan. Maka angka akhirnya merupakan total fixed cost perusahaan secara bulanan.
Baca juga: Apa itu Cash Flow: Panduan Lengkap Soal Laporan Cash Flow dan Cara Membuatnya
Penutup
Fixed cost adalah salah satu elemen penting yang perlu dipahami oleh setiap pemilik bisnis.
Dengan mengenali perbedaan fixed cost dan variable cost, kamu dapat mengelola keuangan dengan lebih baik dan meningkatkan profitabilitas usaha.
ESB hadir untuk membantu kamu mengelola biaya tetap dan operasional secara efisien dengan solusi inovatif.
Untuk mempermudah pengelolaan bisnis kuliner, manfaatkan solusi dari ESB seperti ESB Core dan ESB POS Lite.
Dengan ESB Core, kelola inventory, pergerakan stok semua cabang, hingga laporan keuangan terlengkap seperti balance sheet, cash flow management, serta multi-company integrated report.
Pembukuan sederhana tanpa biaya bulanan dan kemudahan menambah cabang. Konsultasikan kebutuhan bisnismu sekarang!