SHARE

OLIN by ESB: Aplikasi AI untuk Bisnis Kuliner yang Mampu Meningkatkan Efisiensi dan Penjualan

Febbi S & Ashari
OLIN by ESB: Aplikasi AI untuk Bisnis Kuliner

Sebagai pebisnis kuliner, pernahkah kamu membayangkan restoranmu selalu ramai, pelanggan datang silih berganti, dan pesanan terus mengalir? Terlihat seperti bisnis kuliner yang pasti cuan dan berkembang, bukan? Namun tanpa pengelolaan yang tepat, kenyataan bisa berbeda.

Di sinilah aplikasi AI untuk bisnis kuliner dari ESB yang berbasis data dan teknologi terkini hadir sebagai solusi. Kamu bisa memonitor dan mengelola kinerja restoran dengan lebih efektif, menghemat biaya tenaga kerja, sekaligus meningkatkan penjualan.

Dengan basis data yang kuat, aplikasi AI ini membantu para pebisnis kuliner memberikan wawasan bisnis yang lebih mendalam dan akurat, sehingga keputusan bisnis bisa diambil berdasarkan insight terpercaya, bukan sekadar insting.

Sebagai contoh, semua aktivitas restoran mungkin tampak lancar. Namun, saat mengecek laporan keuangan, bisa saja kamu menemukan selisih yang mencurigakan antara pendapatan dan pengeluaran. 

Pendapatan seharusnya lebih besar, tapi angka di laporan berkata lain?! Situasi seperti ini sering terjadi, terutama pada bisnis kuliner dengan multi cabang atau franchise.

Hati-hati! Kebocoran finansial kecil yang tidak terdeteksi bisa berkembang menjadi masalah besar dan menggerus keuntungan bisnis kuliner dalam jangka panjang. 

Ada pula risiko fraud seperti penggelapan dana oleh karyawan, pencurian bahan baku, hingga kasus restoran yang viral mengalami kerugian ratusan juta rupiah akibat ulah oknum internal.

Semua ini menjadi bukti bahwa monitoring restoran dengan bantuan teknologi seperti aplikasi AI adalah keharusan bagi semua pebisnis kuliner, baik yang baru merintis usaha maupun yang sudah mengelola banyak outlet di berbagai lokasi.

Monitoring Bisnis Kuliner Secara Berkala

Salah satu hal terpenting yang sering terlewatkan oleh pebisnis kuliner adalah monitoring operasional restoran ataupun performa bisnis kulinernya.

Seringnya proses monitoring ini terasa sangat membebani. Alasan yang kerap kali dilontarkan pebisnis kuliner yaitu ribet karena harus memantau langsung setiap cabang, laporan harus dikumpulkan dan dianalisis sendiri. Semua ini tentu memakan waktu dan tenaga.

Apalagi dengan banyaknya data yang terkadang sulit dipahami, justru bisa memperlambat proses analisis dan menyebabkan pengambilan keputusan yang tidak tepat. 

Bayangkan jika ada solusi yang bisa menyederhanakan seluruh proses monitoring untuk membantu pebisnis kuliner mengambil keputusan dengan lebih cepat dan tepat.

Dengan perkembangan teknologi kecerdasan buatan (artificial intelligence–AI), sekarang pebisnis kuliner sudah tidak perlu cemas lagi. Pebisnis kuliner bisa mendapatkan informasi yang lebih mendalam dan akurat dengan analisis berbasis AI ter-update.

Teknologi berbasis AI ini memungkinkan pebisnis kuliner untuk mengidentifikasi tren atau masalah yang mungkin terlewatkan. Dengan begitu, keputusan yang diambil akan lebih tepat sasaran.

Analisis Mendalam untuk Keputusan yang Lebih Tepat

Adanya sistem operasional terintegrasi yang didukung dengan inovasi aplikasi AI untuk bisnis kuliner, kini pemilik restoran dan cafe bisa mendapatkan informasi pemantauan penjualan hingga pengambilan keputusan yang lebih tepat.

OLIN, aplikasi AI untuk bisnis kuliner pertama di dunia yang dikembangkan oleh ESB, dapat mengolah dan menganalisis data yang lebih akurat secara otomatis, bahkan tanpa perlu melakukan prompt.

Tidak hanya menampilkan performa bisnis semata, OLIN juga membantu pebisnis kuliner dengan rekomendasi praktis yang bisa langsung diterapkan untuk meningkatkan efisiensi dan omset bisnisnya.

Misalnya, jika ada menu yang kurang diminati atau ada area operasional yang perlu perbaikan, sistem ini bisa memberikan saran yang relevan dan tepat waktu, sehingga keputusan bisa diambil dengan lebih cepat.

Mengoptimalkan Biaya Tenaga Kerja dengan Lebih Efisien

Berdasarkan data yang dihimpun oleh Restaurant 365, ada beberapa faktor yang bisa mempengaruhi biaya tenaga kerja, seperti lokasi restoran, ukuran tim, dan tingkat efisiensi operasional. 

Tipe restoran juga mempengaruhi biaya tenaga kerja, karena setiap konsep restoran memerlukan keterampilan yang berbeda serta memiliki biaya tetap yang berbeda pula.

Berikut adalah rata-rata biaya tenaga kerja untuk beberapa jenis restoran yang umum:

rata-rata biaya tenaga kerja untuk beberapa jenis restoran

Sumber: Restaurant 365

Berdasarkan data di atas, restoran cepat saji (fast casual) maupun yang menerapkan sistem quick service memiliki biaya tenaga kerja yang lebih rendah. Hal ini karena karyawan dapat melayani banyak pelanggan dalam waktu singkat dan sering bekerja di berbagai area. 

Sementara itu, restoran dengan konsep lebih mewah (upscale) membutuhkan biaya tenaga kerja yang lebih tinggi karena karyawan yang dibutuhkan lebih terampil dengan pelatihan yang lebih intensif.

Dalam bisnis kuliner yang penuh tantangan, setiap pemilik restoran ingin memastikan sumber daya yang dimiliki bisa dimanfaatkan seefisien mungkin. 

Salah satu cara untuk mencapainya adalah dengan mengurangi ketergantungan pada profesi-profesi yang butuh biaya tinggi, seperti akuntan, auditor, analis data, ataupun konsultan bisnis. Biaya untuk membayar profesi ini tentunya menjadi beban tambahan. 

Hadirnya teknologi AI dapat membantu pebisnis kuliner menjaga biaya tenaga kerja di kisaran 20%-30% dari total pendapatan. OLIN sebagai aplikasi AI dapat menghemat biaya operasional hingga ratusan juta rupiah dengan mengakomodasi tugas keempat profesi ini.

Berkat inovasi ini, pebisnis kuliner dan karyawan restoran bisa lebih fokus pada hal-hal yang lebih penting, misalnya peningkatan pelayanan, sementara tugas administratif maupun analisis data yang memakan waktu dapat diselesaikan dengan lebih cepat dan efektif.

Mengenal OLIN, Aplikasi AI F&B dari ESB, yang Terbukti Meningkatkan Penjualan Lebih dari 50%

Selain sistem operasional restoran terintegrasi seperti aplikasi kasir dan sistem ERP, ESB juga turut mengembangkan OLIN, aplikasi AI untuk bisnis kuliner pertama di dunia dengan tujuan untuk mempermudah monitoring bisnis kuliner maupun analisis data dan strategi.

Dilengkapi dengan fitur AI terkini, OLIN membantu pebisnis kuliner menganalisis data dan merekomendasikan strategis praktis untuk meningkatkan penjualan.

Lalu, apa saja fitur OLIN by ESB yang bermanfaat untuk bisnis kuliner? Cek berikut ini!

  • Sales Forecast: OLIN bisa memprediksi penjualan dengan akurasi tinggi, sehingga kamu bisa merencanakan strategi yang lebih tepat untuk memaksimalkan keuntungan.
  • Boost Customer Spending: Pelanggan akan memesan lebih banyak orderan sebab OLIN memberi rekomendasi menu sesuai dengan kebiasaan pelanggan.
  • Fraud Prevention: Dengan aplikasi AI OLIN, pebisnis kuliner dapat mengidentifikasi kecurangan sebelum terjadi, mencegah terjadinya kerugian pada bisnis kulinernya.
  • Promotion Management: OLIN akan bertindak sebagai konsultan yang merekomendasikan program promosi terbaik untuk setiap outlet restoran.
  • Business Performance: Kamu akan selalu ter-update dengan performa penjualan maupun kesehatan finansial setiap outlet dengan aplikasi AI OLIN.

Selain itu, OLIN by ESB menjadi aplikasi AI kuliner dengan tingkat akurasi yang sangat tinggi, yakni mencapai 98%. Hal ini dapat mengurangi risiko kesalahan dan membantu pengambilan keputusan yang lebih tepat.

Cerita Merchant yang Telah Mengimplementasikan OLIN

OLIN menjadi aplikasi AI pertama di dunia yang diperuntukkan khusus bagi bisnis kuliner dan sudah diuji coba ke beberapa merchant ESB selama dua tahun, sebelum akhirnya diluncurkan tahun lalu, dan terus mengalami perkembangan.

Saat ini, ratusan brand F&B telah menggunakan OLIN by ESB untuk bisnis kulinernya. Termasuk brand berskala besar maupun menengah yang setidaknya telah mengimplementasikan aplikasi AI OLIN selama setahun ke belakang.

Regan S. Subagio, pemilik Hong Kong Bay, berbagi pengalamannya tentang penggunaan OLIN dalam mengelola bisnis kulinernya. Hal yang paling mengesankan bagi Regan adalah kemampuan prediksi OLIN yang sangat akurat. 

“OLIN tuh keren sekali karena basisnya AI, ternyata OLIN bisa memprediksi sales dengan basis trend (data) sebelumnya dan yang terjadi saat ini. Lalu di situ kan sangkut pautnya bisa memproyeksi forecast bahan baku yang kita beli. 

Bukan cuman itu aja, OLIN itu bisa kasih kita data-data kemungkinan fraud. Lalu dari strategi-strategi yang kita ambil bisa dikasih tau kalau (strategi) ini works, dan (strategi) lain ga works. 

Abdul, pemilik Takoyaki Suku Fuku, dan Rianti, pemilik Toko Kios Segar Jakarta, menjelaskan peran OLIN yang membuat pekerjaan mereka jadi lebih ringan.
Jadi ngurangin beban kerjaan juga, yang tadi ada tim yang harusnya gak kita hire (seperti auditor, akuntan, data analis, dan konsultan), jadi bisa nih sendiri.

F&B Director Temuku, Ayu Switriani, juga setuju kalau OLIN sangat membantu pebisnis kuliner. "Luar biasa! Ada perubahan-perubahan yang dilakukan ESB mengikuti zaman, adanya sistem AI di sana, satu step lebih maju dari sistem yang lain. 

Sangat membantu sih kalau untuk OLIN. Business owner bisa nge-track dari segi sales berapa, income berapa, best seller-nya direkomendasikan juga."

Lebih lanjut, Regan menambahkan pula bahwa OLIN memberikan saran yang sangat berguna terkait strategi operasional bisnisnya. 

“OLIN tidak hanya memberikan laporan, tapi juga menunjukkan apakah strategi yang saya terapkan berhasil atau tidak. Misalnya, jika saya menjalankan promo atau memperkenalkan menu baru, OLIN memberikan feedback mengenai efektivitasnya. 

Ini sangat membantu saya dalam memperbaiki strategi dan memastikan bahwa apa yang saya lakukan benar-benar memberikan hasil yang diinginkan,” jelasnya.

Berdasarkan laporan analisis yang dilakukan pada 40+ restoran pengguna aplikasi AI OLIN, terlihat adanya peningkatan penjualan yang signifikan dibandingkan dengan resto yang tidak menggunakan OLIN. 

Rata-rata, restoran yang menggunakan OLIN mengalami kenaikan penjualan sebesar 22%, salah satunya bahkan mencapai kenaikan penjualan hingga 54% hanya dalam waktu 6 bulan.

Hal ini berkat kemampuan OLIN yang bisa menganalisis data secara lebih mendalam dan memberikan rekomendasi praktis yang actionable untuk meningkatkan performa penjualan restoran.

Dwi Suyoko selaku pemilik Java Tea Indonesia, juga mengikuti jejak pebisnis kuliner lainnya. “Kalo untuk pelaku bisnis F&B, itu sangat membantu. Brand-brand yang sudah pake itu brand-brand sudah bagus semua, jadi saya yakin kualitasnya pasti bagus.

Dengan sistem yang mendalam ini, bisnis kuliner dapat berkembang lebih cepat, lebih efisien, dan lebih menguntungkan tanpa harus terjebak dalam masalah operasional yang berlarut-larut.

Kesimpulan

Dengan aplikasi AI OLIN, pebisnis kuliner dapat memprediksi target penjualan restonya, mengoptimalkan program promosi yang tepat untuk setiap outlet, meminimalkan kesalahan data maupun risiko fraud, serta meningkatkan omset setiap outlet-nya secara signifikan.

OLIN benar-benar menjadi solusi tepat bagi bisnis kuliner yang ingin tumbuh lebih cepat, lebih efisien, dan lebih responsif terhadap kondisi pasar yang terus berubah.

Ingin tahu lebih banyak tentang aplikasi AI OLIN by ESB?

Kamu bisa eksplor OLIN lebih dalam melalui acara ALLFood pada: 

  • Lokasi : Indonesia Convention Exhibition (ICE) BSD
  • Tanggal: Rabu, 30 April - Sabtu, 3 Mei 2025
  • Waktu : 10.00–19.00 WIB

Registrasi Sekarang

Kamu bisa datang dan mengunjungi booth ESB secara GRATIS! Pastikan kamu mendaftar terlebih dahulu melalui link di bawah ini sebelum H-1 acara (30  April 2025 hingga jam 12 siang).

Ambil Tiket Gratis ALLFood di Sini Terbatas!

Kami siap memberikan demo aplikasi AI OLIN dan konsultasi gratis untuk semua pengunjung.

SHARE
Promo Kami
Inspirasi Lainnya