
Pengertian Harga Pokok Penjualan (HPP) & Bagaimana Rumus Perhitungannya?
Briantama Afiq Ashari
Kesalahan yang sering dilakukan oleh pebisnis kuliner adalah menentukan harga pokok secara asal-asalan. Padahal, langkah pertama yang harus kamu lakukan saat memulai bisnis adalah menetapkan harga pokok penjualan (HPP) dengan tepat.
Kenapa ini penting? Agar produk yang kamu jual tidak terlalu mahal atau terlalu murah di pasaran, lebih dari itu kamu bisa menentukan besaran keuntungan yang ingin dicapai karena laba yang didapatkan dapat diputar kembali untuk keperluan lainnya.
Selain menentukan harga, jangan lupa untuk terus kembangkan produkmu agar tetap bisa bersaing. Tentu saja, ada biaya-biaya yang perlu dikeluarkan untuk pengembangan produk ini.
Nah, biar kamu bisa menghitung HPP dengan benar, yuk kenali dulu komponen-komponen penyusunnya serta rumusnya di bawah ini. Baca artikelnya sampai habis, ya!
Apa Itu HPP (Harga Pokok Penjualan)?
HPP, atau Harga Pokok Penjualan adalah total biaya yang dikeluarkan dari barang yang dijual oleh sebuah perusahaan atau usaha, dalam bahasa Inggris disebut Cost of Goods Sold (COGS).
HPP ini dihitung dari semua biaya produksi, baik langsung maupun tidak langsung. Tujuan utama dari penghitungan HPP adalah untuk memastikan keuntungan yang optimal. Selain itu, HPP juga perlu disesuaikan dengan harga yang sesuai dengan kemampuan bayar target pasar, agar produk diterima dengan baik.
Penghitungan HPP juga penting untuk menentukan laba kotor dan margin kotor. Karna, semakin tinggi HPP yang ditentukan maka semakin rendah laba kotor yang akan didapatkan.
Biaya yang termasuk dalam HPP meliputi bahan baku, upah tenaga kerja, biaya produksi, overhead, dan biaya variabel lainnya. Singkatnya, HPP mencakup semua biaya dari awal hingga akhir proses produksi, termasuk biaya non-operasional.
Bedanya HPP dengan Biaya Operasional?
HPP dan biaya operasional memang berbeda. HPP (Harga Pokok Penjualan) mencakup biaya langsung yang dikeluarkan untuk menjual produk atau layanan kepada pelanggan.
Contoh pembelian bahan baku dan upah tenaga kerja langsung. Di sisi lain, biaya operasional adalah biaya yang berhubungan dengan operasional bisnis sehari-hari, tapi tidak langsung terkait dengan menghasilkan pendapatan.
Untuk dianggap sebagai biaya operasional, biaya ini harus menjadi pengeluaran rutin dalam menjalankan bisnis. Contohnya asuransi atau biaya sewa sebuah jasa atau tempat.
Baca juga: Ingin Bisnismu Maju? Pelajari Laba Rugi Dulu Yuk!
Rumus dan Contoh Menghitung Harga Pokok Penjualan (HPP)
Dalam rumus perhitungan HPP, ada sebuah komponen yang saling berkaitan yakni:
Berikut panduan lengkap, beserta contohnya!
1. Hitung Penjualan Bersih
Pertama, hitung penjualan bersih dengan rumus ini:
Contohnya, restoran ayam geprek Angger punya total penjualan dalam sebulan senilai Rp10 juta. Retur dari penjualan sebesar Rp3 juta dan ada diskon Rp1,5 juta. Jadi, nilai penjualan bersih yang didapat Angger sebesar Rp6,5 juta.
2. Hitung Pembelian Bersih
Selanjutnya, hitung pembelian bersih dengan rumus berikut:
Lanjut dari contoh sebelumnya, ayam geprek Angger punya pembelian kotor sebesar Rp 5 juta dan ongkos pengiriman sebesar Rp 600 ribu.
Lalu retur dari pembelian sebesar Rp 150 ribu dan diskon senilai Rp 300 ribu. Maka, total pembelian bersih dari ayam geprek Angger adalah Rp5,15 juta.
3. Persediaan Barang
Selanjutnya untuk mengetahui nilai persediaan barang dengan rumus berikut:
Masih dengan contoh sebelumnya, usaha ayam geprek Angger punya persediaan awal senilai Rp3 juta. Tapi saat akhir periode, tersisa Rp1,5 juta. Maka, total persediaan barang adalah Rp4,5 juta.
4. Hitung HPP
Setelah punya angka penjualan bersih dan pembelian bersih, lanjut ke perhitungan rumus HPP. Terdapat 2 rumus yang dapat digunakan, antaranya:
Dari contoh di atas, total persediaan barang ayam geprek Angger dalam sebulan adalah Rp 3 juta dengan persediaan akhir sebesar Rp 1,5 juta.
Maka, HPP-nya senilai Rp1,5 juta. Atau, HPP = (Persediaan Awal + Pembelian Bersih) – Persediaan Akhir
Strategi Mengoptimalkan HPP untuk Keuntungan Maksimal
Menentukan HPP yang tepat bukan hanya sekadar soal menghitung biaya, tetapi juga strategi bisnis yang bisa meningkatkan profitabilitas.
Berikut beberapa cara untuk mengoptimalkan HPP agar bisnismu semakin untung.
1. Memilih Supplier yang Tepat
Harga bahan baku sangat memengaruhi HPP. Cobalah untuk menjalin kerja sama dengan supplier yang menawarkan harga terbaik tanpa mengorbankan kualitas.
Bandingkan beberapa supplier dan negosiasikan harga, terutama jika membeli dalam jumlah besar.
2. Efisiensi Produksi
Proses produksi yang tidak efisien bisa meningkatkan biaya operasional. Oleh karena itu, penting untuk menerapkan sistem produksi yang lebih efektif, seperti mengurangi limbah bahan baku, mengoptimalkan tenaga kerja, serta menggunakan teknologi untuk meningkatkan efisiensi.
3. Mengurangi Biaya Overhead
Biaya overhead seperti listrik, air, dan sewa tempat harus dikelola dengan baik. Gunakan peralatan hemat energi, manfaatkan teknologi untuk mengurangi tenaga kerja manual, dan pilih lokasi usaha yang strategis tetapi tetap ekonomis.
4. Manajemen Persediaan yang Baik
Stok yang terlalu banyak bisa meningkatkan biaya penyimpanan, sementara stok yang terlalu sedikit bisa mengganggu produksi.
Gunakan sistem manajemen inventaris yang baik agar persediaan bahan baku tetap optimal tanpa ada pemborosan.
5. Memanfaatkan Teknologi ERP
Menggunakan software Enterprise Resource Planning (ERP) bisa membantu dalam pengelolaan bisnis, termasuk dalam perhitungan HPP.
Dengan sistem yang terintegrasi, kamu bisa mendapatkan laporan keuangan yang akurat dan efisien.
Kesalahan yang Sering Terjadi dalam Perhitungan HPP
Agar perhitungan HPP akurat, hindari beberapa kesalahan umum berikut:
1. Tidak Menghitung Biaya Tidak Terduga
Biaya seperti kerusakan bahan baku, kenaikan harga supplier, dan biaya pengiriman seringkali terlewat dalam perhitungan.
2. Tidak Memisahkan Biaya Tetap dan Variabel
Banyak pemilik usaha yang mencampur biaya tetap (seperti sewa tempat) dengan biaya variabel (seperti bahan baku), sehingga hasil perhitungan kurang akurat.
3. Salah Menilai Persediaan Akhir
Kesalahan dalam menghitung persediaan akhir bisa membuat HPP lebih tinggi atau lebih rendah dari seharusnya, yang berakibat pada penetapan harga jual yang kurang tepat.
4. Mengabaikan Depresiasi Peralatan
Peralatan produksi yang mengalami penyusutan nilai harus dimasukkan dalam perhitungan biaya produksi agar bisnis tetap bisa melakukan peremajaan alat di masa depan.
Dampak HPP terhadap Strategi Penetapan Harga
HPP yang terlalu tinggi bisa membuat harga jual produk menjadi mahal dan kurang kompetitif.
Sebaliknya, jika HPP terlalu rendah, margin keuntungan pun berkurang. Oleh karena itu, penting untuk menetapkan harga yang tidak hanya berdasarkan HPP, tetapi juga mempertimbangkan strategi berikut:
1. Pricing Strategy Berdasarkan Nilai
Harga harus disesuaikan dengan nilai yang dirasakan oleh pelanggan. Jika produk memiliki keunggulan unik, harga bisa lebih tinggi dibanding kompetitor.
2. Cost-Plus Pricing
Metode ini menetapkan harga dengan menambahkan margin keuntungan tertentu di atas HPP. Misalnya, jika HPP Rp50.000 dan kamu ingin margin 30%, maka harga jualnya menjadi Rp65.000.
3. Competitive Pricing
Bandingkan harga kompetitor disesuaikan dengan target pasar. Jika kompetitor menawarkan harga lebih murah, kamu bisa menyesuaikan strategi dengan menambahkan nilai tambah pada produkmu.
4. Psychological Pricing
Teknik harga seperti "Rp99.000" dibanding "Rp100.000" bisa memengaruhi psikologi pelanggan dan meningkatkan penjualan.
Bedanya HPP dengan Biaya Operasional?
HPP dan biaya operasional memang berbeda. HPP (Harga Pokok Penjualan) mencakup biaya langsung yang dikeluarkan untuk menjual produk atau layanan kepada pelanggan. Contoh pembelian bahan baku dan upah tenaga kerja langsung.
Di sisi lain, biaya operasional adalah biaya yang berhubungan dengan operasional bisnis sehari-hari, tapi tidak langsung terkait dengan menghasilkan pendapatan.
Untuk dianggap sebagai biaya operasional, biaya ini harus menjadi pengeluaran rutin dalam menjalankan bisnis. Contohnya asuransi atau biaya sewa sebuah jasa atau tempat.
Baca juga: COGS dalam Bisnis: Pengertian, Cara Hitung, dan Strategi Pengelolaannya
Kesimpulan
Nah, itulah cara menghitung HPP dengan mudah! Pastikan laporan keuanganmu selalu akurat ya, dengan begitu perhitungan HPP bisa lebih tepat dan kamu bisa menetapkan harga pokok penjualan yang sesuai untuk bisnismu.
Oiya kamu juga bisa loh mengadopsi software ERP yang memberikan manfaat untuk perhitungan HPP, contohnya ESB Core dengan integrasi data yang menyeluruh, manajemen inventory, serta peningkatan efisiensi biaya sampai 35%. Dengan ESB Core, pengelolaan HPP jadi lebih efektif dan mudah.
