
Jangan Salah Catat! Ini Contoh Jurnal Penjualan yang Benar untuk Bisnismu
Briantama Afiq Ashari
Jurnal penjualan adalah salah satu aspek paling krusial dalam pencatatan keuangan bisnis.
Setiap transaksi yang terjadi harus dicatat dengan benar agar laporan keuangan tetap akurat. Lantas, mengapa jurnal penjualan harus akurat perhitungannya?
Jadi, kesalahan pencatatan itu bisa berdampak pada perhitungan laba, pajak, bahkan kelangsungan bisnis itu sendiri, lho.
Sebagai pelaku usaha, kamu perlu memahami bagaimana transaksi penjualan secara tunai dicatat dalam jurnal. Yuk, pelajari lebih lanjut!
Apa Itu Jurnal Penjualan?
Jurnal penjualan merupakan catatan khusus yang mencatat setiap transaksi penjualan secara rinci. Fungsi utamanya adalah membantu pencatatan lebih terorganisir agar buku besar tetap rapi dan rinci.
Dalam pencatatannya, akun piutang usaha akan bertambah sementara akun penjualan dicatat sebagai pemasukan. Jurnal ini lebih berfokus pada transaksi kredit dibandingkan tunai.
Jika ada transaksi tunai, pencatatannya biasanya masuk ke dalam jurnal penerimaan kas. Meski begitu, masih banyak bisnis yang tetap memasukkan transaksi tunai ke dalam buku harian penjualan.
Setiap transaksi yang tercatat di jurnal ini dapat ditelusuri kembali ke buku besar menggunakan nomor faktur yang tertera. Nah, sistem e-invoicing dapat membantu mempermudah pelacakan faktur secara otomatis.
Artinya, melalui pemanfaatan teknologi, semua data penjualan bisa tercatat dengan akurat. Oh iya, secara umum, ada dua jenis jurnal penjualan yang paling umum digunakan, yaitu:
- Jurnal Penjualan Tunai: Pencatatan dilakukan ketika pembayaran diterima langsung dari pelanggan.
- Jurnal Penjualan Kredit: Digunakan ketika pelanggan membayar dengan sistem kredit atau cicilan.
Kamu biasanya pakai yang mana, nih? Kalau masih belum paham, di artikel ini ESB akan membahas tuntas, kok! Setelah ini, kita akan bahas mengenai kapan jurnal penjualan itu digunakan?
Kapan Jurnal Penjualan Digunakan?
Setiap akhir periode pelaporan, total debit dan kredit dalam jurnal ini akan dicatat ulang ke dalam buku besar.
Jika perlu mengecek kembali saldo yang sudah dimasukkan, jurnal ini dapat dijadikan referensi. Caranya, bisa melalui penelusuran nomor faktur yang tercantum.
Dalam beberapa kasus, entri penyesuaian dilakukan agar pendapatan dan biaya tercatat pada periode secara tepat.
Jurnal penjualan lebih sering digunakan dalam sistem akuntansi manual. Pada sistem akuntansi berbasis komputer, pencatatan transaksi dilakukan secara otomatis sehingga keberadaan jurnal ini mungkin tidak selalu dibutuhkan.
Baca juga: Pahami Mengapa Neraca Keuangan Penting untuk Kesuksesan Bisnis
Keuntungan Jurnal Penjualan
Sekarang, kita bahas tentang keuntungan dan manfaat dari jurnal penjualan ini, ya! Nah, jurnal ini mempermudah pencatatan transaksi kredit dengan mengelompokkan semua penjualan di satu tempat.
Selain itu, pencatatannya lebih sistematis, karena setiap transaksi dianalisis dari sisi debit dan kredit. Setiap penjualan yang terjadi juga didukung oleh faktur sebagai bukti transaksi sehingga dapat ditelusuri dengan mudah.
Selain itu, format pencatatannya lebih ringkas. Informasi seperti jumlah transaksi, nama pelanggan, serta biaya barang dicatat dalam satu baris tanpa perlu menjelaskan detail panjang lebar.
Hal ini tentunya menghemat waktu dan tenaga, karena tidak perlu mencatat ulang transaksi secara berulang. Pencatatan yang terorganisir juga memudahkan dalam menyusun neraca saldo.
Semua transaksi kredit sudah dikelompokkan, sehingga laporan keuangan dapat disusun dengan lebih cepat dan akurat. Namun, meskipun begitu, terdapat tantangannya, loh!
Tantangan dalam Menggunakan Jurnal Penjualan
Meski sangat membantu, pencatatan manual masih memiliki risiko kesalahan. Jika ada kesalahan dalam mencatat pendapatan, bisa terjadi ketidaksesuaian antara akun penjualan dan piutang usaha.
Akibatnya, hal tersebut dapat mempengaruhi keseimbangan neraca saldo. Selain itu, mencatat transaksi kredit secara manual menambah beban kerja tim akuntansi.
Di sistem modern, transaksi kredit bisa langsung diidentifikasi dari akun piutang usaha, tanpa harus dicatat ulang dalam jurnal penjualan. Perbedaan dalam pencatatan juga bisa menyebabkan masalah rekonsiliasi.
Tentu hal ini berdampak pada laporan keuangan. Dibutuhkan ketelitian tinggi dalam setiap entri, agar tidak terjadi kesalahan. Jika ada pencatatan yang keliru, koreksi harus dilakukan dengan hati-hati untuk menjaga keakuratan data.
Jenis-Jenis Jurnal Penjualan
Seperti yang sudah disinggung sebelumnya, jurnal penjualan terbagi menjadi beberapa jenis berdasarkan transaksi yang dicatat.
1. Penjualan Tunai
Penjualan tunai biasanya dicatat secara terpisah, terutama jika pembayaran dilakukan dengan uang fisik atau kartu kredit.
Untuk transaksi kartu kredit, prosesnya melibatkan pihak perantara, seperti bank, yang akan mentransfer dana setelah memotong biaya administrasi.
2. Penjualan Kredit
Transaksi kredit dicatat dalam jurnal khusus. Dalam pencatatannya, akun piutang usaha akan bertambah, sementara akun penjualan dicatat sebagai pendapatan.
3. Jurnal Diskon Penjualan
Bisnis juga dapat mencatat potongan harga bagi pelanggan yang membayar lebih awal dalam jurnal diskon penjualan.
4. Jurnal Retur dan Pengurangan Penjualan
Jika ada barang yang dikembalikan atau kompensasi atas produk yang cacat, pencatatannya dilakukan di jurnal retur dan pengurangan penjualan.
Secara umum, pencatatan jurnal ini mengikuti prinsip akuntansi standar. Namun, aturan perpajakan di setiap negara dapat mempengaruhi rincian tertentu.
Misalnya, dalam sistem pajak pertambahan nilai (PPN), pencatatan pajak penjualan mungkin memerlukan jurnal tambahan.
Cara Mencatat Jurnal Penjualan
Yuk, kita bahas cara mencatat jurnal penjualan dengan lebih simpel!
1. Pastikan transaksi adalah penjualan kredit
Pencatatan jurnal ini khusus untuk transaksi kredit, bukan penjualan tunai.
2. Kumpulkan informasi penting
Catat tanggal transaksi, nama pelanggan, nomor faktur, dan jumlah transaksi dengan lengkap.
3. Buat entri jurnal dengan benar
- Piutang usaha dicatat di sisi debit karena bisnis akan menerima pembayaran nanti.
- Penjualan dicatat di sisi kredit sebagai pendapatan.
- Jika bisnis menggunakan sistem persediaan perpetual, catat juga biaya barang yang dijual (COGS) untuk mengurangi stok.
4. Pindahkan ke buku besar di akhir periode
Setelah semua transaksi tercatat, totalnya dipindahkan ke buku besar sebagai laporan keuangan utama.
5. Cek ulang sebelum finalisasi
Sebelum laporan ditutup, lakukan pengecekan untuk memastikan tidak ada kesalahan. Jika ada transaksi yang perlu diperbaiki, gunakan jurnal penyesuaian untuk mengoreksi data.
Dengan pencatatan yang rapi dan sistematis, laporan keuangan jadi lebih akurat dan bisnis lebih mudah dikontrol!
Transaksi Penjualan Secara Tunai Dicatat dalam Jurnal
Nah, setelah tahu pengertiannya secara umum, sekarang kita bahas lebih spesifik, yaitu penjualan tunai dicatat dalam jurnal.
Artinya apa? Jadi, ketika pelanggan membayar secara langsung, transaksi penjualan secara tunai dicatat dalam jurnal yang lebih sederhana dibandingkan transaksi kredit.
Format pencatatan biasanya mencakup tanggal transaksi, nama pelanggan, jumlah yang diterima, serta akun kas yang terlibat. Contoh jurnal penjualan tunai:
Dalam contoh di atas, kas bertambah sebesar Rp5.000.000 karena pembayaran diterima langsung. Bagaimana? Sudah paham kan? Sekarang kita lanjut ke pembahasan penjualan kredit dan cara mencatatnya.
Jurnal Penjualan Kredit dan Cara Mencatatnya
Untuk yang satu ini, ketika pelanggan melakukan pembelian secara kredit, perusahaan harus mencatat piutang dagang dalam jurnal penjualan.
Hal ini berguna untuk mengetahui jumlah yang masih harus ditagih dari pelanggan. Nah, contoh jurnal penjualan kredit:
Pada transaksi ini, piutang dagang dicatat sebagai aset karena jumlah tersebut masih harus diterima dari pelanggan. Selanjutnya, mari kita bahas pencatatan jurnal retur penjualan.
Jurnal Retur Penjualan: Bagaimana Cara Mencatatnya?
Retur penjualan terjadi ketika pelanggan mengembalikan barang yang telah dibeli karena berbagai alasan, seperti barang rusak atau tidak sesuai pesanan.
Dalam hal ini, perusahaan harus mencatat pengembalian tersebut agar stok tetap akurat dan laporan keuangan tidak terganggu, contohnya:
Jika pelanggan membayar tunai, maka kas dikurangi. Jika pembelian dilakukan secara kredit, maka piutang dagang yang dikoreksi.
Sudah paham, kan? Sekarang pertanyaannya, kenapa kok jurnal penjualan ini penting?
Baca juga: Cara Menghitung dan Meningkatkan ROI untuk Maksimalkan Potensi Bisnis
Kenapa Jurnal Penjualan Itu Penting?
Nah, jadi kenapa ini penting? Karena pencatatan jurnal penjualan yang akurat memiliki peran krusial dalam operasional bisnis, terutama dalam menyusun laporan keuangan secara valid dan dapat dipertanggungjawabkan.
Ketidaktepatan dalam pencatatan dapat mengakibatkan berbagai permasalahan yang berdampak pada stabilitas serta kelangsungan usaha. Oleh karena itu, pemahaman terhadap pentingnya pencatatan yang benar adalah aspek vital.
Selain itu, pencatatan jurnal penjualan berperan dalam akurasi perhitungan pajak. Setiap perusahaan berkewajiban untuk melaporkan pajak penghasilan maupun Pajak Pertambahan Nilai (PPN) berdasarkan transaksi yang telah dicatat.
Kesalahan dalam pencatatan dapat mengakibatkan perbedaan dalam jumlah pajak yang harus dibayarkan, sehingga berpotensi menimbulkan sanksi dari otoritas perpajakan. Oleh karena itu, penting untuk memanfaatkan teknologi, ya!
Kesimpulan
Dari sisi analisis keuangan, pencatatan jurnal penjualan memberikan data yang diperlukan untuk menilai kinerja bisnis. Analisis ini berperan dalam perencanaan strategi bisnis, sehingga perusahaan dapat menyesuaikan kebijakan.
Ketelitian dalam pencatatan jurnal penjualan juga berfungsi untuk mencegah kesalahan keuangan. Kesalahan dalam perhitungan dapat berdampak negatif terhadap stabilitas keuangan perusahaan.
Akibatnya, hal tersebut berujung pada ketidakseimbangan dalam pengelolaan aset maupun kewajiban.
Oh iya, mencatat transaksi secara manual itu bisa memakan waktu dan meningkatkan risiko kesalahan.
Oleh karena itu, penggunaan sistem digital seperti ESB Core bisa menjadi solusi terbaik untuk bisnis kamu.
