
Pahami Mengapa Neraca Keuangan Penting untuk Kesuksesan Bisnis
Sovia
Menyusun laporan keuangan merupakan salah satu aspek penting dalam pengelolaan bisnis.
Laporan ini tidak hanya menjadi cerminan kinerja perusahaan selama periode tertentu, tetapi juga berfungsi sebagai dasar pengambilan keputusan strategis.
Untuk mendukung operasional yang efektif dan efisien, setiap bisnis membutuhkan sistem pelaporan keuangan yang akurat dan relevan.
Salah satu elemen kunci dari laporan keuangan adalah neraca keuangan, yang memberikan gambaran menyeluruh tentang kondisi keuangan sebuah bisnis.
Dalam artikel ini, ESB akan membahas secara lengkap apa itu neraca keuangan, langkah-langkah penyusunannya, hingga contoh praktis yang mudah dipahami. Mari simak pembahasannya!
Apa itu Neraca Keuangan?
Neraca keuangan adalah laporan yang mencatat posisi keuangan suatu bisnis dalam periode waktu tertentu.
Informasi yang dicatat dalam laporan ini termasuk informasi terkait asset, kewajiban pembayaran operasional, dan juga modal.
Melalui neraca keuangan, kamu dapat memahami kesehatan finansial bisnismu, termasuk kemampuan untuk membayar utang atau mengelola aset.
Perusahaan dapat dianggap memiliki neraca keuangan yang sehat jika nilai modalnya lebih besar dibandingkan dengan total kewajiban.
Sebaliknya, apabila kewajiban melebihi jumlah modal, maka kondisi keuangan perusahaan bisa dianggap tidak sehat.
Dengan memahami dan memanfaatkan neraca keuangan secara efektif, kamu dapat mengambil keputusan bisnis yang lebih baik dan strategis.
Komponen Utama dalam Laporan Neraca Keuangan
Sumber: freepik.com
Laporan neraca keuangan umumnya disajikan dalam format standar, di mana sisi kiri berisi informasi mengenai aset perusahaan, baik aset lancar maupun tetap. Sementara itu, sisi kanan memuat kewajiban dan modal.
Untuk lebih jelas, berikut adalah pembahasan mendalam mengenai komponen utama dalam laporan neraca:
1. Aset (Assets)
Aset adalah seluruh sumber daya yang dimiliki perusahaan. Nilai aset ini digunakan untuk mendukung operasional dan kebutuhan bisnis. Berdasarkan jangka waktu pemakaiannya, aset dibagi menjadi:
- Aset Lancar
Aset lancar adalah sumber daya yang dapat dikonversi menjadi kas dalam waktu kurang dari satu tahun. Komponen yang termasuk dalam aset lancar, yaitu kas dan setara kas, piutang perusahaan, dan Persediaan barang.
- Aset Tetap
Aset tetap adalah aset yang bisa digunakan dalam jangka panjang—lebih dari setahun. Mulai dari tanah, bangunan, peralatan kantor, hingga hak paten. Nilainya di neraca biasanya sudah dikurangi akumulasi penyusutan.
2. Kewajiban (Liabilities)
Kewajiban adalah utang perusahaan kepada pihak lain yang harus dilunasi, baik dalam jangka pendek maupun panjang. Kewajiban dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu:
- Kewajiban Lancar
Kewajiban atau utang lancar adalah kewajiban yang harus dilunasi dalam waktu kurang dari satu tahun. Contoh kewajiban lancar diantaranya utang usaha atau utang dagang dan gaji serta pajak yang harus dibayarkan.
- Kewajiban Jangka Panjang
Kewajiban jangka panjang atau utang lancar adalah kewajiban yang jatuh temponya lebih dari satu tahun. Pinjaman jangka Panjang dan obligasi merupakan contoh dari kewajiban jangka panjang.
3. Ekuitas atau Modal (Equity)
Ekuitas merupakan sebuah elemen dalam laporan neraca keuangan yang dapat mencerminkan kepemilikan perusahaan. Ekuitas merupakan hasil dari selisih antara aset dan kewajiban yang dapat dihitung dengan rumus berikut:
Ekuitas terdiri dari dua hal penting, yaitu:
- Saham Disetor (Paid-in Capital)
Saham disetor adalah jumlah kas yang disetorkan pemegang saham ke perusahaan. Dana ini dapat digunakan untuk keperluan seperti belanja modal kerja atau pembelian aset.
- Laba Ditahan (Retained Earnings)
Laba ditahan adalah laba yang tidak dibagikan sebagai dividen dan terus diakumulasikan untuk mendukung pertumbuhan perusahaan.
Baca juga: Apa Itu HPP & Bagaimana Cara Perhitungannya?
Struktur dalam Neraca Keuangan
Neraca keuangan biasanya disusun dalam dua bagian utama yang saling seimbang: aset di sebelah kiri, serta liabilitas dan ekuitas di sebelah kanan.
Prinsip dasar neraca keuangan adalah bahwa total aset selalu sama dengan total liabilitas dan ekuitas, mencerminkan keseimbangan yang mendasari sistem akuntansi.
Penyusunan neraca yang sistematis akan mempermudah berbagai pihak, seperti manajemen, investor, dan kreditur, untuk menganalisis kondisi keuangan perusahaan secara efektif.
Dalam praktiknya, neraca keuangan dapat disajikan dalam dua bentuk utama, yaitu:
1. Bentuk Scontro (Account Form)
Pada format ini, aset ditampilkan di sisi kiri, sementara liabilitas dan ekuitas berada di sisi kanan. Format ini memungkinkan perbandingan langsung antara aset dengan kewajiban dan ekuitas.
2. Bentuk Staffel (Report Form)
Format ini menyajikan komponen-komponen neraca secara vertikal, dimulai dari aset, diikuti oleh kewajiban, dan terakhir ekuitas. Bentuk Staffel lebih sering digunakan karena tampilannya yang lebih rapi dan mudah dibaca.
Cara Membuat Laporan Keuangan Neraca
Membuat neraca keuangan membutuhkan langkah-langkah sistematis agar semua aset, kewajiban, dan ekuitas tercatat dengan tepat dan seimbang. Berikut adalah langkah-langkah yang bisa kamu ikuti untuk menyusun neraca keuangan:
1. Kumpulkan Data Keuangan
Mulailah dengan mengumpulkan data yang dibutuhkan, seperti laporan laba rugi, buku besar, catatan transaksi, dan dokumen relevan lainnya. Pastikan bahwa data yang kamu gunakan akurat dan terbaru.
2. Tentukan Tanggal Laporan
Pilih tanggal tertentu yang akan menjadi titik waktu untuk laporan neraca. Biasanya, neraca disusun pada akhir periode akuntansi, seperti akhir bulan, kuartal, atau tahun.
3. Susun Daftar Aset
Buat daftar aset yang dimiliki perusahaan, dan kelompokkan ke dalam:
- Aset Lancar: Kas, piutang usaha, persediaan, beban dibayar di muka, dan investasi jangka pendek.
- Aset Tidak Lancar: Aset tetap seperti tanah dan bangunan, investasi jangka panjang, serta aset tak berwujud seperti hak paten atau goodwill.
4. Susun Daftar Kewajiban
Susunlah daftar kewajiban yang dibagi menjadi:
- Kewajiban Lancar: Hutang usaha, hutang pajak, pinjaman jangka pendek, dan biaya yang masih harus dibayar.
- Kewajiban Tidak Lancar: Pinjaman jangka panjang, hutang obligasi, serta kewajiban pensiun.
5. Hitung Ekuitas Pemilik
Ekuitas mencerminkan nilai bersih perusahaan yang dimiliki oleh pemilik atau pemegang saham. Komponen ekuitas meliputi modal saham, laba ditahan, tambahan modal disetor, serta keuntungan atau kerugian yang belum direalisasi.
6. Buat Format Neraca
Format neraca terdiri dari dua sisi: sisi kiri untuk aset dan sisi kanan untuk kewajiban serta ekuitas. Pastikan total aset yang kamu hitung sama dengan total kewajiban dan ekuitas, yang mencerminkan prinsip keseimbangan neraca.
7. Periksa dan Verifikasi
Setelah selesai, pastikan bahwa total aset yang tercatat sama dengan total kewajiban dan ekuitas. Periksa kembali setiap data untuk memastikan tidak ada kesalahan atau informasi yang terlewat.
8. Publikasikan atau Laporkan
Setelah neraca keuangan selesai dan diverifikasi, langkah terakhir adalah mempublikasikan atau melaporkannya kepada pihak yang berkepentingan, seperti manajemen, pemegang saham, atau pihak eksternal lainnya.
Baca juga: Ini Rumus Break Even Point (BEP) Bisnis Restoran
Penutup
Neraca keuangan bukan hanya sekadar angka, tapi merupakan cerminan dari kesehatan bisnis kamu. Dengan memahami neraca keuangan, kamu bisa membuat keputusan yang lebih bijak dan strategis untuk masa depan bisnis.
Untuk mempermudah pengelolaan keuangan bisnis, gunakan solusi dari ESB seperti ESB Core.
Dengan fitur pencatatan transaksi, laporan real-time, hingga analisis performa, kamu bisa lebih fokus pada pengembangan bisnis. Yuk, konsultasikan kebutuhan bisnismu sekarang juga!
