
Break Even Point (BEP): Pengertian dan Cara Menghitung untuk Usaha
Sovia
Memulai usaha memang menjanjikan, tapi ada satu hal penting yang sering kali terlewat, mengetahui kapan bisnis benar-benar mulai balik modal.
Inilah yang disebut BEP singkatan dari Break Even Point, titik dimana pendapatan dari penjualan sudah cukup untuk menutup semua biaya operasional.
Dengan memahami cara menghitung BEP, kamu bisa menentukan harga jual yang tepat, mengelola biaya dengan lebih efisien, dan memastikan bisnis tetap berjalan tanpa merugi.
Yuk, pelajari lebih dalam bagaimana cara menghitung BEP untuk usaha makanan agar bisnis yang kamu jalankan bisa berkembang dengan lebih stabil!
Apa Itu Break Even Point (BEP)?
Break Even Point (BEP) adalah titik di mana pendapatan yang diterima setara dengan total biaya yang dikeluarkan, sehingga tidak ada keuntungan maupun kerugian, total keuntungan dan kerugian berada pada angka 0 (nol).
BEP ini tercapai jika perusahaan mengeluarkan biaya tetap, dan volume penjualannya hanya cukup untuk menutupi biaya tetap dan biaya variabel.
Jika penjualan hanya cukup untuk menutup biaya variabel dan sebagian biaya tetap, berarti perusahaan sedang mengalami kerugian.
Namun, jika penjualan melebihi biaya variabel dan biaya tetap, maka perusahaan tersebut akan mendapatkan keuntungan.
Perhitungan Break Even Point (BEP) sangat penting bagi perusahaan karena dapat membantu kamu dalam mengambil keputusan, seperti apakah perlu menaikkan harga produk atau mengurangi biaya operasional.
Manfaat dan Tujuan Menghitung BEP
Sumber: freepik.com
Dalam dunia bisnis, titik impas (break even point) adalah indikator yang sangat penting untuk mengevaluasi kinerja dan keberhasilan sebuah perusahaan. Berikut adalah beberapa manfaat dan tujuan dari menghitung titik impas:
1. Menilai Efisiensi Kerja Perusahaan
Titik impas membantu perusahaan untuk menilai seberapa efisien mereka dalam menjalankan operasi.
Dengan mengetahui titik impas, perusahaan bisa melihat sejauh mana mereka telah mencapai tingkat produksi yang menghasilkan pendapatan cukup untuk menutupi semua biaya operasional.
Hal ini juga memberi gambaran mengenai penggunaan sumber daya yang lebih optimal dan peningkatan efisiensi secara keseluruhan.
2. Menentukan Kapasitas Produksi yang Tersedia
Titik impas juga memberikan informasi tentang kapasitas produksi yang masih bisa dimanfaatkan.
Perusahaan bisa menilai apakah ada ruang untuk meningkatkan volume produksi atau bahkan mengembangkan produk baru. Informasi ini sangat berguna dalam merencanakan ekspansi dan inovasi dalam bisnis.
3. Memperkirakan Potensi Keuntungan
Dengan memahami titik impas, perusahaan dapat memperkirakan potensi keuntungan yang bisa diperoleh.
Mengetahui titik impas juga membantu perusahaan menentukan target penjualan yang dibutuhkan untuk mencapai keuntungan yang diinginkan.
Hal ini memudahkan dalam merancang strategi pemasaran dan penetapan harga yang lebih tepat sasaran.
4. Menilai Dampak Perubahan Harga terhadap Laba
Titik impas memberikan gambaran jelas tentang bagaimana perubahan harga produk bisa mempengaruhi nilai laba perusahaan.
Dengan informasi ini, perusahaan dapat menganalisis dampak perubahan harga terhadap keuntungan dan mengambil keputusan harga yang tepat untuk mengoptimalkan profitabilitas.
Baca juga: Cara Menghitung Food Cost untuk Memaksimalkan Keuntungan Bisnis Kuliner
Komponen dalam Perhitungan Break Even Point (BEP)
Sebelum kamu menghitung nilai Break Even Point (BEP), baik dalam unit produksi maupun dalam Rupiah, penting untuk memahami komponen utama yang berpengaruh dalam perhitungannya:
1. Biaya Tetap (Fixed Cost)
Biaya yang tetap ada, baik saat perusahaan berproduksi maupun tidak.
2. Biaya Variable (Variable Cost)
Biaya yang sifatnya dinamis dan bergantung pada volume produksi. Semakin tinggi produksi, semakin besar biaya variabel yang dikeluarkan.
3. Harga Jual (Selling Price)
Harga per unit barang atau jasa yang ditawarkan kepada pelanggan.
4. Pendapatan (Revenue)
Total pemasukan yang diperoleh dari penjualan barang atau jasa.
5. Laba (Profit)
Sisa pendapatan setelah dikurangi biaya tetap dan biaya variabel.
Cara Menghitung Break Even Point (BEP)
Mengetahui titik impas atau Break Even Point (BEP) penting agar bisnis tetap berjalan tanpa merugi. Berikut rumus sederhana untuk menghitung BEP:
Misalnya, kamu punya usaha makanan ringan dengan rincian berikut:
- Biaya tetap: Rp5.000.000 per bulan
- Biaya variabel per unit: Rp5.000
- Harga jual per unit: Rp10.000
Maka perhitungan BEP-nya:
Artinya, kamu perlu menjual minimal 1.000 unit makanan per bulan agar bisnismu tidak merugi.
Jika bisa menjual lebih dari itu, berarti bisnis sudah mulai menghasilkan keuntungan!
Baca juga: Pentingnya Menghitung Modal Awal! Begini Cara dan Rumusnya
Kesimpulan
Menghitung BEP sangat penting dalam usaha makanan agar kamu bisa menentukan harga jual yang tepat, mengelola biaya, dan menetapkan target penjualan yang realistis.
Dengan mengetahui BEP, kamu bisa membuat strategi bisnis yang lebih efektif dan mengurangi risiko kerugian.
Ingin lebih mudah mengelola keuangan bisnis makananmu? Gunakan solusi ESB Core, sistem ERP yang dirancang untuk otomatisasi proses bisnis, mulai dari pengelolaan inventory, HPP, pergerakan stok di semua cabang, hingga laporan keuangan terlengkap.
Pantau kinerja bisnis secara real-time dari mana saja dengan ESB Core!
