SHARE

10 Strategi Rebranding untuk Bisnis Kuliner Lebih Menarik!

Rizki Amelia
10 Strategi Rebranding untuk Bisnis Kuliner Lebih Menarik!

Pernah merasa brand restoran atau kafe kamu mulai terlihat kurang menarik? Atau mungkin, tren pasar sudah berubah? Ini tandanya bisnis kulinermu perlu rebranding biar tetap keren dan relevan dengan customers

Rebranding bukan hanya soal ganti logo atau warna, tapi juga berkaitan dengan membentuk strategi untuk menyegarkan identitas brand agar tetap sesuai dengan tren, kebutuhan pasar, serta menarik lebih banyak potential customers

Dalam industri kuliner yang sangat kompetitif, rebranding adalah langkah penting untuk tetap menonjol dan memperkuat citra bisnis.

Penasaran bagaimana caranya? Simak tips rebranding yang tepat untuk bisnis kuliner kamu!

Apa itu Rebranding dalam Bisnis Kuliner?

Rebranding dalam bisnis kuliner adalah langkah untuk memperbarui tampilan, identitas, atau citra merek agar lebih menarik dan relevan dengan perubahan tren di industri restoran dan kafe.

Mengapa rebranding itu penting? Salah satu alasannya adalah untuk mempererat hubungan dengan pelanggan dan tetap kompetitif. 

Di dunia kuliner yang selalu berkembang, rebranding memungkinkan bisnis untuk lebih mudah bersaing, menyegarkan citra, atau menghapus kesan negatif yang mungkin ada. 

Namun, rebranding perlu dilakukan dengan hati-hati, karena tidak semua pelanggan akan langsung menerima perubahan tersebut.

Proses rebranding bisa melibatkan perubahan nama, logo, desain kemasan, bahkan strategi pemasaran dan promosi. 

Tujuan utamanya untuk tetap relevan dengan perubahan tren pasar dan kebutuhan konsumen, serta menghadapi persaingan yang semakin ketat.

Rebranding juga bisa memperbaiki citra bisnis dan membuatnya lebih menarik di mata pelanggan baru maupun lama.

Jenis Rebranding dalam Bisnis Kuliner

Ada dua jenis rebranding yakni proactive dan reactive. Berikut masing-masing penjelasannya.

  • Proactive rebranding dilakukan saat bisnis merasa ada peluang besar untuk tumbuh, berinovasi, atau menjangkau pasar baru.
  • Sementara itu, reactive rebranding lebih sering dilakukan setelah perusahaan menghadapi masalah seperti krisis reputasi, merger, atau masalah hukum.

Jadi, jika kamu merasa bisnis kuliner kamu membutuhkan sentuhan baru, rebranding adalah cara yang tepat untuk menciptakan kesan segar, menarik perhatian pelanggan, dan meningkatkan daya saing di pasar.

10 Strategi untuk Melakukan Rebranding

10 Strategi untuk Melakukan Rebranding

Sumber: iStock

Rebranding bukan sekadar mengganti logo atau slogan, tetapi langkah strategis untuk memperkuat identitas bisnis dan menarik potential customers

Di industri kuliner yang kompetitif, rebranding dapat memberikan keunggulan kompetitif jika dilakukan dengan benar. 

Dilansir melalui laman domainesia, berikut strategi rebranding yang komprehensif untuk bisnis kuliner kamu:

1. Tentukan Jenis Rebranding yang Tepat

Sebelum memulai proses rebranding, penting untuk menentukan sejauh mana perubahan yang diperlukan. Berikut adalah dua jenis rebranding yang bisa dipilih sesuai kebutuhan bisnis kuliner kamu:

  • Parsial: Fokus pada perubahan kecil seperti logo, warna, atau tagline. Cocok untuk bisnis yang hanya memerlukan penyegaran visual
  • Total: Melibatkan transformasi menyeluruh, termasuk visi, misi, layanan, hingga konsep restoran. Pilihan ini ideal jika bisnis kamu ingin memasuki pasar baru atau mengubah citra total.

2. Lakukan Riset Kompetitor dan Pelanggan

Memahami posisi pesaing adalah langkah penting untuk menciptakan nilai unik bagi potential customers.

Analisis kompetitor dan perilaku customers penting untuk memahami alasan pelanggan memilih merek lain serta kebutuhan atau tren pasar yang belum terpenuhi.

Dengan informasi ini, kamu dapat menciptakan perbedaan yang jelas dan merancang strategi yang lebih efektif untuk memenangkan hati pelanggan.

Contoh: Jika kompetitor fokus pada masakan tradisional, kamu bisa menonjolkan keunikan dengan menawarkan hidangan fusion atau presentasi modern.

3. Perbarui Visi dan Misi Brand

Rebranding harus didukung oleh perubahan visi dan misi. Pastikan visi baru mencerminkan aspirasi bisnis yang relevan dengan pasar kuliner saat ini.

Contoh: Sebuah kafe yang awalnya berorientasi pada pelayanan lokal bisa memperluas visinya menjadi “tempat edgy, cita rasa lokal.”

4. Sesuaikan Brand dengan Target Pasar Baru

Pahami audiens yang ingin kamu sasar setelah rebranding. Sesuaikan pendekatan dengan:

  • Preferensi gaya hidup (contoh: generasi muda yang mengutamakan estetika)
  • Kebutuhan spesifik (contoh: pelanggan yang menginginkan opsi makanan sehat atau ramah vegan).

Contoh: jika bisnis kamu ingin menarik perhatian pekerja kantoran, tambahkan menu cepat saji berkualitas dengan layanan online.

5. Pertimbangkan Mengganti Nama Brand

Nama yang tepat mencerminkan konsep baru. Pastikan nama mudah diingat, unik, dan relevan dengan bisnis kuliner kamu.

Jika mengganti nama, beri edukasi kepada pelanggan agar mereka memahami perubahan tersebut.

Contoh: Dirty Chick berubah menjadi D’Chicken untuk menciptakan kesan yang lebih modern dan profesional.

Baca juga: Mau Punya Pelanggan yang Setia? Coba Terapkan Ini di Bisnis Kulinermu

6. Desain Ulang Logo dan Slogan

Visual yang segar membantu menciptakan kesan baru. Gunakan warna, bentuk, dan font yang mencerminkan karakter bisnis.

Rancang kemasan menarik yang meningkatkan pengalaman pelanggan, terutama untuk bisnis kuliner yang melayani layanan take away atau delivery.

Contoh: Starbucks yang awalnya logo berwarna cokelat, kini mengganti warna hijau untuk mencerminkan produk baru mereka. 

7. Peluncuran Brand dengan Campaign yang Lebih Menarik

Rebranding tanpa launching campaign akan kurang efektif. Buat promosi menarik, seperti diskon khusus, menu baru, atau giveaway.

Manfaatkan media sosial, influencer kuliner, dan event untuk menyebarkan pesan rebranding.

Contoh: restoran dapat mengadakan grand opening ulang dengan tema spesial dan memberikan sampel menu gratis.

8. Konsisten dalam Materi Marketing

Setelah rebranding, kamu butuh materi marketing yang konsisten untuk menyampaikan pesan baru kepada audiens. 

Pastikan brosur, proposal, dan materi promosi lainnya mencerminkan nilai dan citra baru merek kamu.

9. Libatkan Customer dalam Proses Rebranding

Customer adalah bagian penting dari bisnis kuliner kamu.

  • Libatkan mereka dengan polling desain logo, ide menu baru, atau undangan ke acara eksklusif
  • Kumpulkan feedback setelah peluncuran untuk memastikan rebranding berjalan sesuai harapan.

Contoh: Restoran fast food mengadakan kompetisi memberi nama menu baru sebagai bagian dari kampanye rebranding.

10. Tentukan Posisi dan Pesan Brand Kamu

Definisikan bagaimana kamu ingin brand dilihat di market, misalnya:

  • Restoran premium dengan fokus pada bahan-bahan lokal berkualitas tinggi
  • Kafe kasual yang ramah untuk keluarga dan anak muda.

Pastikan semua strategi komunikasi selaras dengan pesan ini, mulai dari ads hingga interaksi sosial media dengan customers.

Semua ini akan membentuk pesan yang kamu sampaikan ke audiens, dan tentunya harus selaras dengan identitas bisnismu.

Baca juga: Cara Membangun Budaya Akuntabilitas dalam Bisnis Kuliner

Penutup

Nah, itu dia tips strategi rebranding yang bisa kamu coba.  Dengan langkah-langkah ini, bisnismu bisa lebih menarik, relevan, dan siap menghadapi pasar yang kompetitif. 

Yuk, mulai rebranding sekarang dan bawa bisnismu menuju kesuksesan yang baru lebih melesat.

SHARE
Promo Kami
Inspirasi Lainnya