Cara Menekan Biaya CAPEX agar Lebih Efisien dan Balik Modal
Rizki AmeliaSaat membuka restoran, satu hal yang perlu diperhitungkan dengan cermat adalah berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk mengembalikan modal dari investasi yang telah ditanamkan.
Semakin cepat kita mendapatkan kembali modal, semakin menguntungkan bisnis kita.
Salah satu strategi pertama yang bisa diterapkan untuk mempercepat pengembalian investasi adalah dengan meminimalkan biaya CAPEX (Capital Expenditure) atau pengeluaran modal.
Lalu, bagaimana cara menekan biaya CAPEX agar lebih efisien? Yuk, simak artikel ini sampai habis!
Apa Itu CAPEX?
Sederhananya, CAPEX adalah uang yang kita keluarkan untuk memulai atau mengembangkan bisnis, seperti untuk membeli properti, renovasi, dan peralatan.
Semua pengeluaran ini harus dihitung dengan hati-hati, karena semakin besar angka CAPEX, semakin lama waktu yang dibutuhkan untuk mengembalikan investasi.
Oleh karena itu, mengelola CAPEX secara efisien sangat penting agar kita bisa menikmati keuntungan lebih cepat dan maksimal.
Dengan pengelolaan CAPEX yang cerdas, kita bisa mendapatkan berbagai manfaat, seperti:
- Omzet lebih rendah: Dengan modal yang lebih kecil, kita bisa mencapai target pendapatan lebih cepat
- Daya tarik bagi investor: Bisnis yang efisien akan lebih menarik bagi calon investor
- Cadangan kas lebih besar: Dengan biaya yang lebih terkendali, kita bisa memiliki lebih banyak uang untuk operasional bisnis.
Cara Menekan Biaya Capex
Sumber: Pajak.com
Nah, berikut adalah 10 cara praktis yang dilansir melalui laman foodizz.id untuk menekan biaya CAPEX dan memastikan bahwa investasi yang kita keluarkan benar-benar memberikan hasil terbaik!
1. Buat Budget CAPEX yang Terukur
Sebelum membeli apa pun, pastikan kita memiliki anggaran yang jelas.
Tentukan berapa banyak uang yang ingin diinvestasikan dan pastikan anggaran tersebut sesuai dengan target pengembalian modal.
Misalnya, jika kita ingin kembali modal dalam 24 bulan dengan proyeksi keuntungan bulanan Rp 20 juta, berarti anggaran CAPEX maksimal adalah Rp 480 juta.
Setelah itu, alokasikan anggaran untuk berbagai komponen seperti bangunan, peralatan, dan desain interior.
2. Pilih Bangunan yang Sesuai Kebutuhan
Salah satu pengeluaran terbesar dalam bisnis restoran adalah biaya sewa bangunan. Karena itu, penting untuk memilih bangunan yang sesuai dengan kebutuhan kita.
Jangan tergiur dengan harga sewa murah jika bangunannya memerlukan banyak renovasi. Pilihlah bangunan yang ukurannya sesuai dengan kebutuhan dan dalam kondisi baik agar biaya renovasi tidak membengkak.
3. Pastikan Bangunan Memiliki IMB Bisnis
Saat memilih tempat, pastikan bangunan yang akan disewa sudah memiliki Izin Mendirikan Bangunan (IMB) yang sah untuk keperluan bisnis.
Mengubah fungsi bangunan menjadi area usaha membutuhkan biaya tambahan, jadi lebih baik memilih tempat yang sudah terdaftar untuk bisnis.
4. Desain Interior yang Efektif dan Efisien
Desain interior restoran tentu penting, tetapi jangan sampai berlebihan. Tentukan anggaran untuk desain interior terlebih dahulu, prioritaskan elemen-elemen yang paling penting, dan hindari perabotan atau dekorasi yang terlalu mewah yang bisa membuat CAPEX membengkak.
Ingat, desain yang efisien tidak selalu berarti kurang aesthetic!
5. Lakukan Tender untuk Kontraktor
Setelah memiliki gambaran desain, langkah selanjutnya adalah memilih kontraktor. Jangan langsung memilih yang pertama, tetapi undang beberapa kontraktor untuk melakukan tender.
Dengan cara ini, kita bisa mendapatkan harga terbaik sekaligus memastikan kualitas dan waktu pengerjaan yang sesuai.
Baca juga: Pengertian Cost Control dan 5 Langkah Penerapannya
6. Beli Peralatan yang Memang Dibutuhkan
Ketika membeli peralatan dapur, pastikan kita hanya membeli yang benar-benar dibutuhkan.
Jangan tergoda untuk membeli barang-barang yang hanya “keinginan” saja. Susun daftar prioritas peralatan, mulai dari yang paling penting hingga yang kurang esensial.
Peralatan utama seperti kompor dan oven bisa kita beli dengan kualitas terbaik, tetapi untuk barang yang tidak terlalu vital, pilih yang lebih terjangkau.
7. Pertimbangkan Peralatan dan Furniture Second-Hand
Tidak semua barang harus baru. Cari peralatan dan furniture second-hand yang masih dalam kondisi baik dan layak pakai. Mesin kopi bekas, meja stainless, atau rak display bisa kita beli dengan harga lebih murah dan kualitas masih terjamin. Ini bisa memangkas biaya CAPEX kita hingga 20-50%.
8. Kenali Harga dan Vendor dengan Baik
Memahami harga pasar dan vendor yang kita pilih adalah kunci untuk bernegosiasi dan mendapatkan deal terbaik. Jangan ragu untuk membandingkan harga antar vendor dan jangan takut untuk meminta potongan harga.
Informasi adalah kekuatan, jadi selalu lakukan riset untuk memastikan kita mendapatkan penawaran terbaik.
9. Hindari Over-investasi pada Modal Kerja
Modal kerja (working capital) adalah uang yang digunakan untuk operasional harian restoran. Jangan mengalokasikan terlalu banyak dana untuk modal kerja di awal.
Dengan memastikan restoran kita memiliki performa penjualan yang stabil, kita bisa mengandalkan cash flow untuk membiayai operasional. Selain itu, negosiasikan dengan pemasok untuk menggunakan sistem pembayaran mundur (TOP), sehingga kita bisa mengelola cash flow dengan lebih baik.
10. Pahami Regulasi Pemerintah Sejak Awal
Pahami regulasi pemerintah terkait pajak, izin, dan hal-hal administratif lainnya. Biaya-biaya ini seringkali dimasukkan ke dalam CAPEX dan bisa menjadi cukup signifikan jika tidak dikelola dengan baik.
Misalnya, jika kita memasang banner besar untuk branding, pastikan kita tahu apakah ada pajak tambahan untuk itu. Dengan memahami regulasi lebih awal, kita bisa menghindari biaya tak terduga yang bisa meningkatkan CAPEX.
Baca juga: Ternyata Gampang! Cara Buat RAB Bisnis Kuliner
Kesimpulan
Menekan biaya CAPEX adalah langkah penting dalam memastikan restoran kita bisa beroperasi dengan efisien dan cepat mengembalikan modal.
Dengan perencanaan yang matang dan strategi yang tepat, kita bisa mengurangi pengeluaran tanpa mengorbankan kualitas.
Jadi, mulailah dengan menetapkan anggaran yang jelas, pilih peralatan dan properti yang tepat, dan jangan lupa untuk selalu melakukan riset sebelum mengambil keputusan besar.
Dengan cara ini, kita bisa membuat bisnis restoran berjalan lebih lancar, lebih hemat, dan tentu saja lebih menguntungkan.