
5 Metode Penilaian Persediaan Terbaik untuk Optimalkan Bisnismu!
Sovia
Dalam dunia bisnis, mengelola persediaan stok adalah kunci kesuksesan. Bayangkan sebuah restoran yang selalu kehabisan bahan utama saat jam sibuk atau, sebaliknya, menumpuk stok hingga banyak yang terbuang sia-sia.
Situasi seperti ini tidak hanya merugikan secara finansial tetapi juga dapat menurunkan reputasi bisnis.
Oleh karena itu, memahami metode penilaian persediaan menjadi sangat penting untuk memastikan operasional berjalan lancar dan efisien.
Dalam artikel ini, kita akan mempelajari macam-macam metode penilaian persediaan yang bisa kamu terapkan pada bisnismu.
Pengertian Penilaian Persediaan
Penilaian persediaan adalah proses menentukan nilai atau harga dari barang-barang yang dimiliki oleh bisnis pada suatu periode tertentu.
Dalam konteks restoran atau bisnis kuliner, ini berarti menilai bahan baku seperti daging, sayuran, bumbu, dan lainnya yang tersedia sebelum digunakan atau dijual.
Penilaian yang akurat membantu dalam menentukan harga pokok penjualan (HPP) dan memastikan laporan keuangan mencerminkan kondisi sebenarnya.
Dalam MYOB, penilaian persediaan menggunakan metode tertentu yang bisa dipilih sesuai dengan kebutuhan bisnis.
Pentingnya Mengetahui Penilaian Persediaan
Sumber: freepik.com
Mengetahui nilai persediaan secara tepat memiliki beberapa manfaat:
1. Pengendalian Biaya
Dengan mengetahui nilai persediaan, bisnis dapat mengidentifikasi area di mana biaya dapat dikurangi tanpa mengorbankan kualitas.
2. Penetapan Harga yang Tepat
Penilaian yang akurat memastikan bahwa harga jual mencakup semua biaya, sehingga margin keuntungan tetap terjaga.
3. Penghindaran Pemborosan
Dengan memantau persediaan, bisnis dapat mencegah pembelian berlebihan yang berpotensi menyebabkan pemborosan akibat kadaluarsa.
4. Pengambilan Keputusan yang Lebih Baik
Data persediaan yang akurat membantu manajemen dalam membuat keputusan strategis, seperti kapan harus memesan lebih banyak bahan atau mengurangi stok tertentu.
Baca juga: Cara Mengatasi Food Waste Dalam Bisnis Kuliner
Macam-Macam Metode Penilaian Persediaan
Setiap bisnis punya karakteristik berbeda, begitu juga dengan metode penilaian persediaan yang digunakan. Berikut lima metode yang paling umum diterapkan:
1. FIFO (First In, First Out)
Metode FIFO mengasumsikan bahwa barang yang pertama kali masuk akan menjadi yang pertama kali digunakan atau dijual.
Dalam konteks restoran, ini berarti bahan baku yang pertama kali dibeli akan digunakan terlebih dahulu.
Pendekatan ini sangat efektif untuk produk yang memiliki masa simpan pendek, seperti produk segar, karena membantu mencegah pemborosan akibat kadaluarsa.
Selain itu, dalam kondisi harga bahan baku yang cenderung naik, metode FIFO dapat menghasilkan nilai persediaan akhir yang lebih tinggi, karena barang yang lebih baru (dengan harga lebih tinggi) masih ada dalam stok.
Salah satu kelebihan metode FIFO adalah kemampuannya mencerminkan harga terbaru untuk persediaan yang tersisa, sehingga lebih relevan dalam pencatatan keuangan.
Selain itu, metode ini juga membantu mengurangi risiko barang kedaluwarsa, sehingga sangat cocok diterapkan dalam industri makanan dan farmasi yang mengandalkan produk dengan masa simpan terbatas.
Namun, metode ini juga memiliki kekurangan, yaitu dapat menghasilkan harga pokok penjualan yang lebih tinggi ketika harga bahan baku terus meningkat.
Hal ini dapat berdampak pada margin keuntungan bisnis, terutama dalam kondisi inflasi atau kenaikan harga bahan baku secara signifikan.
2. LIFO (Last In, First Out)
Berbeda dengan FIFO, metode LIFO mengasumsikan bahwa barang yang terakhir masuk adalah yang pertama kali digunakan atau dijual.
Dalam industri kuliner, penerapan metode ini kurang umum karena tidak sesuai dengan sifat bahan baku yang mudah rusak.
Namun, dalam situasi tertentu, seperti saat harga bahan baku menurun, LIFO dapat membantu mengurangi beban pajak karena HPP yang lebih tinggi.
Kelebihan dari metode ini adalah kemampuannya dalam mengurangi beban pajak ketika harga bahan baku naik, karena HPP yang lebih tinggi dapat menekan laba kena pajak.
Namun, metode LIFO juga memiliki beberapa kekurangan, di antaranya tidak mencerminkan harga terbaru untuk persediaan yang tersisa, sehingga dapat menyulitkan dalam pencatatan keuangan.
Selain itu, metode ini kurang cocok untuk industri yang mengelola produk dengan masa simpan terbatas atau mudah rusak, seperti industri makanan dan farmasi.
3. FEFO (First Expired, First Out)
Metode FEFO mengutamakan penggunaan bahan baku berdasarkan tanggal kedaluwarsa yang paling dekat. Dalam bisnis kuliner, pendekatan ini sangat penting untuk memastikan makanan yang disajikan tetap berkualitas dan aman dikonsumsi.
Bahan-bahan seperti produk susu, daging segar, dan makanan siap saji memiliki masa simpan terbatas, sehingga harus digunakan sebelum kedaluwarsa agar tidak terbuang sia-sia.
Menggunakan metode FEFO membantu mengurangi pemborosan bahan baku dan memastikan operasional lebih efisien.
Selain itu, FEFO juga mendukung kepatuhan terhadap standar keamanan pangan yang ketat, terutama untuk bisnis yang bergerak di bidang restoran, katering, atau industri makanan olahan.
Agar metode ini berjalan efektif, penyimpanan bahan baku harus ditata dengan baik, memastikan bahan dengan tanggal kedaluwarsa lebih dekat ditempatkan di posisi yang mudah dijangkau dan digunakan lebih dulu.
4. WAC (Weighted Average Cost)
Metode WAC digunakan untuk menghitung rata-rata biaya persediaan dalam menentukan harga pokok penjualan.
Dengan metode ini, setiap unit persediaan dianggap memiliki nilai yang sama, sehingga total biaya semua pembelian bahan baku dibagi dengan total jumlah unit yang tersedia.
Pendekatan ini tergolong sederhana dan memberikan gambaran biaya yang lebih stabil, terutama saat harga bahan baku mengalami fluktuasi.
Metode WAC memiliki beberapa kelebihan, di antaranya fluktuasi harga tidak terlalu berdampak pada laporan keuangan serta mudah diterapkan karena lebih stabil.
Namun, ada juga kekurangannya, yaitu metode ini tidak selalu mencerminkan harga pasar terbaru dan bisa kurang akurat jika harga bahan baku sering mengalami perubahan drastis.
5. Identifikasi Khusus
Metode Identifikasi Khusus menilai setiap unit bahan baku atau produk berdasarkan harga aslinya.
Dalam bisnis kuliner, metode ini lebih cocok untuk bahan baku bernilai tinggi dan terbatas, seperti daging wagyu atau truffle.
Dengan pendekatan ini, setiap bahan dapat dicatat dengan harga yang sesuai, sehingga membantu perhitungan laba yang lebih akurat.
Keunggulan metode ini terletak pada tingkat akurasinya dalam mencatat biaya persediaan.
Namun, karena membutuhkan pencatatan yang detail dan sistem inventaris yang ketat, metode ini kurang cocok untuk restoran atau bisnis yang menggunakan bahan baku dalam jumlah besar dan bervariasi.
Biasanya, metode ini lebih banyak diterapkan pada bisnis kuliner kelas atas yang menjual produk eksklusif dengan nilai jual tinggi.
Baca juga: First In First Out: Metode Mengelola Stok yang Mengurangi Pemborosan dalam Bisnis Makanan
Kesimpulan
Menentukan metode penilaian persediaan yang tepat sangat penting agar operasional bisnis lebih efisien dan laporan keuangan tetap akurat.
Baik itu FIFO, LIFO, FEFO, WAC, atau identifikasi khusus pilihan metode harus disesuaikan dengan karakter bisnis dan kondisi pasar. Setiap metode memiliki kelebihan dan kekurangan, sehingga penting untuk memilih yang paling sesuai dengan kebutuhan bisnis Anda.
Permudah pengelolaan persediaan dengan ESB Core, sistem ERP yang mengotomatiskan manajemen inventory, perhitungan HPP, pergerakan stok di semua cabang, hingga stock opname.
Dilengkapi laporan keuangan terlengkap, pantau bisnis secara real-time di mana saja dan kapan saja. Konsultasikan kebutuhan bisnismu sekarang!
