SHARE

Kopi Tuku: Strategi Bisnis yang Membuatnya Berjaya di Industri Kopi Lokal

Team ESB
Kopi Tuku: Strategi Bisnis yang Membuatnya Berjaya di Industri Kopi Lokal

Kopi Tuku, yang didirikan pada tahun 2015, menjadi salah satu pemain besar dalam industri kopi lokal di Indonesia. 

Dengan pertumbuhan yang pelan tapi pasti, Tuku kini memiliki sekitar 60 gerai dan menargetkan untuk membuka 100 gerai pada tahun 2026. 

Dibandingkan dengan kompetitor seperti Fore yang lebih agresif membuka cabang atau Tomoro yang mengalami hyper-growth namun mulai terlihat seperti komoditas, Tuku berhasil mempertahankan citra eksklusivitas dan daya tariknya.

Strategi Tuku: Fokus pada Take Away

Strategi utama Tuku adalah berfokus pada model take-away, sebuah pendekatan yang lebih efisien. 

Model ini memungkinkan gerai Tuku untuk menangani trafik pembeli yang tinggi dengan cepat, tanpa memerlukan ruang besar untuk pelanggan duduk lama. 

Setiap gerai Tuku rata-rata menjual 830 cup kopi per hari, menghasilkan omzet sekitar Rp 16 juta per gerai setiap harinya. Jika dikalikan dengan total gerai saat ini, omzet harian Tuku mencapai Rp 1 miliar atau sekitar Rp 365 miliar per tahun.

Pendekatan ini serupa dengan strategi Kopi Kenangan, namun dengan perbandingan yang mengesankan. 

Kopi Kenangan memiliki sekitar 900 gerai dengan omzet Rp 2,5 triliun per tahun, tetapi penjualan per gerai Tuku jauh lebih tinggi. 

Hal ini membuktikan bahwa kinerja tiap Kopi Tuku sangat optimal, menjadi indikator penting dalam industri jaringan minuman.

Baca juga: Mengenal Kitchen Display System untuk Manajemen Dapur Restoran

Menu Andalan: Kopi Susu Tetangga

Menu Tetangga TUKU

Sumber: Tuku

Salah satu daya tarik utama Tuku adalah menu andalannya, Kopi Susu Tetangga, yang dibanderol dengan harga Rp 20 ribu. Menu ini head-to-head dengan produk serupa dari Kopi Kenangan, namun Tuku tetap memiliki daya tarik tersendiri. 

Racikan kopi dan gula aren yang digunakan telah melalui eksperimen selama 2,5 tahun sebelum mencapai rasa yang pas dan banyak disukai pelanggan.

Target Ekspansi dan Potensi Skala Besar

Jika target ekspansi 100 gerai pada tahun 2026 tercapai, omzet Tuku bisa mendekati Rp 700 miliar per tahun, hampir dua kali lipat dari pencapaian saat ini. 

Dengan net profit margin sekitar 20%, laba bersih Tuku dapat mencapai Rp 140 miliar per tahun. 

Skala pertumbuhan ini menunjukkan potensi luar biasa yang dimiliki oleh bisnis kopi lokal seperti Tuku, terutama dengan fokus yang kuat pada efisiensi operasional.

Dibangun dengan Eksperimen dan Dedikasi

Kesuksesan Tuku tidak dicapai dalam waktu singkat. Founder Tuku membutuhkan waktu 2,5 tahun untuk menemukan racikan kopi dan gula aren yang sempurna. 

Eksperimen panjang ini menghasilkan resep yang kini menjadi andalan mereka. Hal ini menunjukkan pentingnya inovasi dan dedikasi dalam membangun bisnis yang berkelanjutan.

Read more: 5 Ide Bisnis Makanan untuk Pemula di 2025: Peluang Emas di Industri Kuliner yang Terus Bertumbuh

Penutup

Sejak berdiri pada tahun 2015, Tuku telah membuktikan bahwa model bisnis yang fokus dan efisien bisa menghasilkan omzet besar. 

Dengan omzet Rp 365 miliar per tahun dan potensi untuk terus bertumbuh, Tuku menunjukkan bahwa industri kopi lokal memiliki peluang besar jika dikelola dengan strategi yang tepat. 

Keberhasilan ini juga menjadi inspirasi bagi pelaku bisnis lain untuk terus berinovasi dan beradaptasi dalam memenuhi kebutuhan pelanggan.

Mulai fokus dengan rnd menu kuliner seperti ESB, serahkan hal administratif bisnis kulinermu bersama ESB POS & POSlite. ESB memberikan solusi manajemen operasional yang efisien untuk restoran, kafe, dan bisnis kuliner lainnya. 

Dapatkan demo ESB sekarang dan wujudkan kesuksesan bisnismu di era digital.

SHARE
Promo Kami
Inspirasi Lainnya