SHARE

Memahami Arti Omset dan Cara Menentukan Perhitungan Omset dalam Bisnis Kuliner

Febbi S
Memahami Arti Omset dan Cara Menentukan Perhitungan Omset dalam Bisnis Kuliner

Omset dalam bisnis kuliner merupakan salah satu indikator penting yang menunjukkan seberapa besar pendapatan yang diperoleh oleh restoran atau usaha kuliner lainnya. 

Mengetahui omset secara tepat dapat membantu kamu mengambil keputusan yang lebih baik dalam mengelola bisnis, mulai dari merencanakan ekspansi hingga memperbaiki strategi pemasaran. 

Lalu, bagaimana cara menentukan perhitungan omset yang tepat untuk bisnismu? Yuk, simak penjelasannya.

Apa itu Arti Omset dalam Bisnis Kuliner?

Omset atau pendapatan rata-rata adalah jumlah total uang yang dihasilkan oleh usahamu dalam periode tertentu—bisa harian, mingguan, bulanan, atau tahunan. 

Omset ini sering disebut juga sebagai "laba kotor rata-rata," karena mencakup semua penjualan yang didapatkan dari berbagai sumber, seperti makanan, minuman, barang dagangan, hingga pendapatan lainnya — baik itu dari transaksi di meja makan ataupun pemesanan online.

Berbeda dengan margin laba, yang lebih fokus pada keuntungan bersih setelah mengurangi seluruh pengeluaran, seperti biaya tenaga kerja, sewa, dan bahan baku. 

Omset memberikan gambaran tentang seberapa besar potensi pendapatan yang dihasilkan, sementara margin laba menunjukkan kesehatan finansial usahamu secara lebih menyeluruh.

Bagaimana Cara Menghitung Omset Restoran?

Untuk menghitung omset restoran, kamu bisa menggunakan beberapa metode yang cukup sederhana. 

Salah satu cara yang paling umum digunakan adalah dengan melakukan perhitungan menggunakan data meja dan tingkat pergantian pelanggan. 

Berikut adalah langkah-langkah untuk menghitung omset harian:

  • Tentukan jumlah meja yang ada di restoran. Misalnya, kamu memiliki 10 meja.
  • Tentukan tingkat pergantian meja, yaitu seberapa banyak meja yang dapat terisi dalam sehari. Jika setiap meja terisi 10 kali dalam sehari, itu berarti restoranmu memiliki 100 kali pergantian meja per hari.
  • Hitung rata-rata tagihan per meja. Misalnya, rata-rata tagihan per meja adalah Rp 100.000.

 

Dengan data tersebut, kamu dapat menghitung omset harian restoran sebagai berikut:

Omset Harian = Jumlah Meja × Tingkat Pergantian × Rata-rata Tagihan

 

Jika jumlah meja 10, tingkat pergantian 10 kali, dan rata-rata tagihan Rp 100.000, maka omset harian restoranmu adalah:

Omset Harian = 10 × 10 × 100.000 = Rp10.000.000

 

Untuk omset bulanan, kamu tinggal mengalikan omset harian dengan 30 (jumlah hari dalam sebulan). Dalam contoh ini, omset bulanan restoranmu akan mencapai Rp 300.000.000.

Namun, perlu diingat bahwa perhitungan ini hanya memberikan perkiraan kasar. Fluktuasi musiman, seperti liburan atau pariwisata, bisa mempengaruhi angka omset. 

Selain itu, kamu juga harus memperhitungkan variasi harga untuk menu makan siang, malam, atau sarapan.

Baca juga: Kenali Perbedaan Harga Pokok Produksi dan Harga Pokok Penjualan

Menghitung Margin Laba Restoran

Sementara omset memberikan gambaran tentang total pendapatan, margin laba lebih fokus pada seberapa banyak keuntungan yang kamu peroleh setelah mengurangi biaya-biaya operasional. 

Untuk menghitung margin laba restoran, gunakan rumus berikut:

Margin Laba = (Total Penjualan – Total Pengeluaran) / Total Penjualan

Misalnya, jika total penjualanmu dalam satu bulan adalah Rp 300.000.000 dan total pengeluaran untuk biaya operasional seperti gaji, sewa tempat, dan belanja bahan baku mencapai Rp 250.000.000, maka margin labamu adalah:

Margin Laba = (Rp 300.000.000 – Rp 250.000.000) / Rp 300.000 = 16,67%

Angka margin laba yang lebih tinggi menunjukkan bahwa bisnismu lebih efisien dalam menghasilkan keuntungan dibandingkan dengan pengeluarannya. 

Untuk restoran layanan cepat, margin laba biasanya sekitar 17%, sedangkan restoran layanan penuh dengan biaya operasional yang lebih tinggi dapat memiliki margin laba sekitar 5% hingga 10%.

Mengapa Menghitung Omset dan Margin Laba Itu Penting?

Mengetahui omset dan margin laba restoran kamu sangat penting untuk berbagai alasan:

  • Perencanaan Bisnis: Dengan mengetahui omset, kamu bisa merencanakan ekspansi atau peningkatan kapasitas. Sementara margin laba membantumu menilai apakah bisnismu sudah cukup menguntungkan atau perlu perbaikan.
  • Keputusan Pemasaran dan Menu: Data ini memungkinkan kamu untuk menyesuaikan harga, merancang menu baru, atau menerapkan program loyalitas yang lebih efektif.
  • Daya Tarik Investor: Jika kamu berencana mencari investor atau pinjaman, mereka pasti akan tertarik mengetahui seberapa baik kinerja keuangan restoran.

Cara Meningkatkan Omset dan Margin Laba Restoran

Untuk meningkatkan omset dan margin laba, ada beberapa strategi yang bisa kamu coba:

1. Meningkatkan Volume Penjualan

  • Bangun Kehadiran Online: Pastikan restoranmu mudah ditemukan secara online, lengkap dengan fitur pemesanan.
  • Evaluasi Menu: Analisis item menu mana yang paling laris dan tingkatkan promosi untuk item tersebut.
  • Program Loyalitas: Berikan insentif seperti diskon atau hadiah untuk pelanggan setia.

2. Mengurangi Biaya Operasional

  • Kurangi Pemborosan: Optimalkan penggunaan bahan baku agar tidak terbuang sia-sia.
  • Efisiensi Karyawan: Gunakan teknologi untuk membantu pekerjaan karyawan, seperti sistem POS (Point of Sale).
  • Negosiasi dengan Supplier: Dapatkan harga bahan baku yang lebih baik melalui negosiasi.

Baca juga: COGS dalam Bisnis: Pengertian, Cara Hitung, dan Strategi Pengelolaannya

Penutup 

Gunakan sistem POS (Point of Sale) seperti ESB POS dan ESB POSLite yang dapat membantumu mencatat semua transaksi secara otomatis. Otomatisasi juga proses bisnis dengan Sistem ERP dari ESB Core yang dilengkapi dashboard lengkap.

Kamu dapat melihat performa keuangan restoranmu secara real-time. Selain itu, sistem ini juga memudahkan untuk mengelola pesanan online, takeout, dan pengeluaran operasional.

Dengan informasi yang akurat, kamu bisa membuat keputusan yang lebih baik untuk meningkatkan omset dan margin laba.

SHARE
Promo Kami
Inspirasi Lainnya