Panduan Menentukan Harga Jual Makanan untuk Meningkatkan Keuntungan
Rizki AmeliaMenentukan harga jual makanan itu seperti meracik resep yang sempurna: terlalu banyak bahan bisa bikin porsi jadi kebanyakan, terlalu sedikit malah rasanya kurang.
Sama halnya dengan harga jual, kamu harus menemukan keseimbangan yang pas supaya bisnis kuliner kamu bisa berkembang tanpa mengorbankan kualitas.
Pasti kamu sering bingung, kan, kapan harus pasang harga murah biar ramai pembeli atau kapan harus naikkan harga supaya untung lebih banyak?
Jangan khawatir! Dalam artikel kali ini, kita bakal ngobrolin cara-cara menentukan harga jual makanan yang enggak cuma bikin bisnis kuliner kamu makin untung, tapi juga menjaga pelanggan tetap loyal. Siap untuk menyusun strategi harga yang tepat?
7 Cara Menentukan Harga Jual Makanan dengan Efektif
Sumber: Freepik.com
Menentukan harga jual makanan yang tepat adalah salah satu aspek terpenting dalam menjalankan bisnis kuliner.
Harga yang terlalu tinggi bisa membuat pelanggan enggan membeli, sementara harga yang terlalu rendah bisa merugikan usaha.
Lalu, bagaimana cara menentukan harga jual yang efektif? Berikut caranya:
1. Hitung Biaya Pokok Produksi (BPP)
Sebelum menentukan harga jual, hal pertama yang perlu dilakukan adalah menghitung biaya pokok produksi (BPP).
Biaya ini mencakup semua pengeluaran yang dibutuhkan untuk menghasilkan satu porsi makanan, mulai dari bahan baku (seperti sayuran, daging, rempah, dll.), tenaga kerja, dan biaya operasional lainnya (seperti listrik, gas, dan sewa).
Pastikan untuk memperhitungkan setiap biaya agar tidak merugi.
Contoh: Jika biaya bahan baku, tenaga kerja, dan operasional untuk satu porsi makanan totalnya Rp 25.000, itu adalah biaya pokok yang perlu diperhitungkan.
2. Tentukan Margin Keuntungan yang Diinginkan
Setelah mengetahui BPP, langkah berikutnya adalah menambahkan margin keuntungan yang diinginkan.
Margin keuntungan adalah selisih antara harga jual dan biaya produksi yang diinginkan untuk membuat bisnis kamu menguntungkan.
Kamu bisa menghitung margin keuntungan untuk bisnis kuliner berkisar antara 30% hingga 50%, tergantung jenis makanan dan target pasar.
Contoh: Jika kamu menginginkan margin keuntungan 40%, harga jual bisa dihitung dengan rumus:
- Harga jual = BPP + (BPP x Margin Keuntungan)
- Harga jual = Rp 25.000 + (Rp 25.000 x 40%) = Rp 35.000
3. Perhatikan Harga Pasar dan Kompetitor
Menganalisis harga jual kompetitor di pasar juga sangat penting.
Cek harga makanan sejenis yang dijual oleh pesaing di sekitarmu untuk memastikan harga yang ditawarkan tetap kompetitif.
Harga yang terlalu jauh lebih tinggi atau lebih rendah dari rata-rata pasar dapat mengurangi minat pelanggan.
Contoh: Jika pesaing menjual hidangan serupa dengan harga Rp 35.000, kamu bisa memilih harga yang sama atau sedikit lebih rendah untuk menarik pelanggan, jika kualitas dan pelayanan setara.
4. Perhitungkan Perception Value
Perception value adalah nilai yang dirasakan oleh pelanggan terhadap kualitas produkmu.
Jika kamu menawarkan makanan premium atau dengan bahan-bahan berkualitas tinggi, kamu bisa menaikkan harga jual tanpa takut kehilangan pelanggan, selama pelanggan merasa harga tersebut sebanding dengan kualitas yang diberikan.
Misalnya, jika kamu menyajikan steak wagyu dengan kualitas tinggi, kamu bisa menetapkan harga lebih tinggi daripada steak biasa.
Contoh: Hidangan burger premium dengan bahan-bahan berkualitas atau menu-menu dengan bahan langka bisa dihargai lebih tinggi, karena pelanggan akan menganggapnya lebih eksklusif.
Baca juga: Cara Menekan Biaya CAPEX agar Lebih Efisien dan Balik Modal
5. Tentukan Strategi Penetapan Harga Berdasarkan Segmen Pasar
Pahami siapa target pasarmu. Harga yang ditentukan harus disesuaikan dengan daya beli pelanggan.
Misalnya, jika kamu berfokus pada pasar kelas menengah, harga yang terlalu tinggi bisa menghalangi mereka untuk membeli. Sebaliknya, untuk pasar kelas atas, kamu bisa menetapkan harga premium, asalkan kualitas dan pengalaman yang ditawarkan juga sesuai dengan ekspektasi mereka.
Contoh: Untuk pasar kantoran, kamu bisa menentukan harga yang lebih terjangkau, sementara untuk pasar yang lebih upscale atau di daerah wisata, harga bisa disesuaikan lebih tinggi.
6. Perhatikan Ukuran Porsi dan Penyajian
Ukuran porsi dan cara penyajian juga mempengaruhi harga jual makanan.
Jika porsi yang kamu tawarkan lebih besar atau penyajiannya lebih mewah, harga jual bisa lebih tinggi.
Selain itu, hal ini juga memberikan nilai lebih kepada pelanggan, karena mereka merasa mendapatkan lebih banyak dengan harga yang sesuai.
Contoh: Jika kamu menjual menu seperti nasi goreng, pastikan ukuran porsinya cukup mengenyangkan atau ditambah dengan topping premium (seperti ayam crispy atau udang). Hal ini akan membuat harga lebih layak dan lebih menarik bagi pelanggan.
7. Sesuaikan dengan Tren dan Musim
Harga juga bisa disesuaikan dengan tren dan musim tertentu. Misalnya, harga makanan bisa lebih tinggi saat musim liburan atau saat ada acara besar di sekitar lokasi usahamu.
Di sisi lain, kamu juga bisa memberikan diskon atau promo untuk menarik lebih banyak pelanggan pada waktu-waktu tertentu.
Contoh: Selama musim liburan atau acara besar seperti Natal dan Tahun Baru, kamu bisa menawarkan menu spesial dengan harga premium, atau saat ada acara kuliner, kamu bisa memberi harga diskon atau paket hemat.
Baca juga: Bikin Brand Kulinermu ke Level Selanjutnya dengan 4 Jenis Kolaborasi Bisnis Ini!
Penutup
Dengan menetapkan harga jual makanan secara strategis, kamu tidak hanya dapat menjaga kelangsungan bisnis kuliner, tetapi juga menciptakan pengalaman pelanggan yang lebih bernilai.
Harga yang tepat mampu meningkatkan loyalitas pelanggan sekaligus mendukung pertumbuhan bisnis jangka panjang.
Untuk mempermudah pengelolaan bisnis kuliner, manfaatkan solusi dari ESB seperti ESB POS dan ESB Core.
Fitur pengelolaan biaya, pencatatan penjualan, hingga analisis performa bisnis secara real-time, kamu bisa lebih fokus pada pengembangan usahamu. Konsultasikan kebutuhan bisnismu!